Tembung Sesulih Pandarbe: Pengertian, Jenis, dan Contoh-contohnya

By Jestica Anna, Kamis, 14 Juli 2022 | 14:20 WIB
Tembung sesulih pandarbe berarti kata ganti kepemilikan. (Piqsels)

adjar.id – Adjarian tahu yang dimaksud dengan tembung sesulih pandarbe?

Dalam bahasa Jawa, pengertian tembung sesulih pandarbe yaiku tembung sesulih sing dinggo nyulihi kenduwekan. Ing bahasa Indonesia diarani kata ganti pemilik.

Artinya, tembung sesulih pandarbe adalah tembung sesulih yang dipakai untuk menggantikan kepemilikan.

Nah, dalam bahasa Indonesia, kita kerap menyebut jenis kata satu ini dengan kata ganti pemilik atau pronomina posesif.

Adjarian tahu contoh-contoh kata ganti pemilik dalam bahasa Indonesia?

Yap! Contoh kata ganti pemilik atau kepemilikan adalah imbihan -ku, -nya, dan -mu.

Sama halnya seperti kata ganti pemilik dalam bahasa Indonesia, tembung sesulih pandarbe juga terdiri atas tiga jenis, yaitu pandarbe purusa kapisan, pandarbe purusa kapindho, dan pandarbe purusa lkatelu.

Nah, coba kita bahas satu per satu ketiga jenis tembung sesulih pandarbe tersebut, yuk!

Tembung sesulih pandarbe disebut juga sebagai kata ganti kepemilikan dalam bahasa Jawa.”

Baca Juga: Tembung Sesulih Purusa: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya

Jenis-Jenis Tembung Sesulih Pandarbe

1. Pandarbe Purusa Kapisan

Tembung pandarbe purusa kapisan disebut dengan kata ganti kepemilikan orang pertama.

Siapakah orang pertama itu? Yap! Kepemilikan orang pertama artinya kepemilikan diri kita sendiri, Adjarian.

Contohnya, -ku (ngoko), dan -kula (krama).

Contoh penggunaan:

(Buku warna merah muda itu milikku.)

Baca Juga: 3 Jenis Tembung Aran: Tembung Aran Kang Wujud, Kang Ora Ono Wujude, dan Saka Barang Kang Nduweni Nyawa

(Kemarin sepatuku dipinjam siapa, ya?)

(Sepatu saya yang warna merah, ya, Bu.)

(Ibu saya masih dinas di Semarang.)

“Terdapat tiga jenis tembung pandarbe, yaitu pandarbe purusa kapisan, purusa kapindho, dan purusa katelu.)

2. Pandarbe Purusa Kapindho

Nah, kalau pandarbe purusa kapindho digunakan untuk menyebut kepemilikan orang kedua, yaitu kamu.

Ada tiga jenis pandarbe purusa kapindho dalam bahasa Jawa, yaitu -mu (ngoko), -sampeyan (krama madya), dan -panjenengan (krama alus).

Baca Juga: Tembung Rangkep: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya

Contoh penggunaan:

(Bajumu sudah saya pakai dan cuci.)

(Mobilmu sudah saya ganti olinya.)

Tembung sesulih pandarbe disesuaikan dengan lawan bicara, mislanya kata ganti kepemilikan orang pertama -ku digunakan untuk ngoko, sementara -kula untuk krama.”

3. Pandarbe Purusa Katelu

Sesuai dengan namanya, tembung pandarbe purusa katelu digunakan untuk menyatakan kepemilikan orang ketiga.

Adapun contohnya adalah -e (ngoko), -ne (ngoko), dan -ipun (krama).

Baca Juga: Tembung Andhahan: Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh-contohnya

Contoh penggunaan:

(Satria punya sepatu, saat ini sepatunya dipakai bapak.)

(John Green itu penulis novel, semua novelnya bagus-bagus.)

(Ibu mempunyai buku lama, bukunya masih terawat.)

Nah, Adjarian, itulah materi tentang tembung sesulih pandarbe.

Coba Jawab!
Apa yang dimaksud dengan tembung sesulih pandarbe kapindho?
Petunjuk: Cek halaman 3.