adjar.id – Adjarian tahu yang dimaksud dengan tembung sesulih pandarbe?
Dalam bahasa Jawa, pengertian tembung sesulih pandarbe yaiku tembung sesulih sing dinggo nyulihi kenduwekan. Ing bahasa Indonesia diarani kata ganti pemilik.
Artinya, tembung sesulih pandarbe adalah tembung sesulih yang dipakai untuk menggantikan kepemilikan.
Nah, dalam bahasa Indonesia, kita kerap menyebut jenis kata satu ini dengan kata ganti pemilik atau pronomina posesif.
Adjarian tahu contoh-contoh kata ganti pemilik dalam bahasa Indonesia?
Yap! Contoh kata ganti pemilik atau kepemilikan adalah imbihan -ku, -nya, dan -mu.
Sama halnya seperti kata ganti pemilik dalam bahasa Indonesia, tembung sesulih pandarbe juga terdiri atas tiga jenis, yaitu pandarbe purusa kapisan, pandarbe purusa kapindho, dan pandarbe purusa lkatelu.
Nah, coba kita bahas satu per satu ketiga jenis tembung sesulih pandarbe tersebut, yuk!
“Tembung sesulih pandarbe disebut juga sebagai kata ganti kepemilikan dalam bahasa Jawa.”
Baca Juga: Tembung Sesulih Purusa: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
Jenis-Jenis Tembung Sesulih Pandarbe
1. Pandarbe Purusa Kapisan
Tembung pandarbe purusa kapisan disebut dengan kata ganti kepemilikan orang pertama.
Siapakah orang pertama itu? Yap! Kepemilikan orang pertama artinya kepemilikan diri kita sendiri, Adjarian.
Contohnya, -ku (ngoko), dan -kula (krama).
Contoh penggunaan:
- Buku werna jambon kui nggonaku.
(Buku warna merah muda itu milikku.)
- Sepatuku wingi disilih sapa, ya?
(Kemarin sepatuku dipinjam siapa, ya?)
- Sepatu kula ingkang warni abrit, nggih, Bu.
(Sepatu saya yang warna merah, ya, Bu.)
- Ibu kula tasih dinas wonten Semarang.
(Ibu saya masih dinas di Semarang.)
“Terdapat tiga jenis tembung pandarbe, yaitu pandarbe purusa kapisan, purusa kapindho, dan purusa katelu.)
2. Pandarbe Purusa Kapindho
Nah, kalau pandarbe purusa kapindho digunakan untuk menyebut kepemilikan orang kedua, yaitu kamu.
Ada tiga jenis pandarbe purusa kapindho dalam bahasa Jawa, yaitu -mu (ngoko), -sampeyan (krama madya), dan -panjenengan (krama alus).
Baca Juga: Tembung Rangkep: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
Contoh penggunaan:
- Klambi sampeyan sampun kula agem lan umah.
(Bajumu sudah saya pakai dan cuci.)
- Mobil panjenengan sampun kula gantos olinipun.
(Mobilmu sudah saya ganti olinya.)
“Tembung sesulih pandarbe disesuaikan dengan lawan bicara, mislanya kata ganti kepemilikan orang pertama -ku digunakan untuk ngoko, sementara -kula untuk krama.”
3. Pandarbe Purusa Katelu
Sesuai dengan namanya, tembung pandarbe purusa katelu digunakan untuk menyatakan kepemilikan orang ketiga.
Adapun contohnya adalah -e (ngoko), -ne (ngoko), dan -ipun (krama).
Baca Juga: Tembung Andhahan: Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh-contohnya
Contoh penggunaan:
- Satria nduwe sepatu, saiki sepatune diagem bapak.
(Satria punya sepatu, saat ini sepatunya dipakai bapak.)
- John Green iku penulis novel, kabeh novele apik-apik.
(John Green itu penulis novel, semua novelnya bagus-bagus.)
- Ibu gadah buku lawas, bukunipun tasih terawat.
(Ibu mempunyai buku lama, bukunya masih terawat.)
Nah, Adjarian, itulah materi tentang tembung sesulih pandarbe.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan tembung sesulih pandarbe kapindho? |
Petunjuk: Cek halaman 3. |