Ada tiga jenis pandarbe purusa kapindho dalam bahasa Jawa, yaitu -mu (ngoko), -sampeyan (krama madya), dan -panjenengan (krama alus).
Baca Juga: Tembung Rangkep: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
Contoh penggunaan:
- Klambi sampeyan sampun kula agem lan umah.
(Bajumu sudah saya pakai dan cuci.)
- Mobil panjenengan sampun kula gantos olinipun.
(Mobilmu sudah saya ganti olinya.)
“Tembung sesulih pandarbe disesuaikan dengan lawan bicara, mislanya kata ganti kepemilikan orang pertama -ku digunakan untuk ngoko, sementara -kula untuk krama.”
3. Pandarbe Purusa Katelu
Sesuai dengan namanya, tembung pandarbe purusa katelu digunakan untuk menyatakan kepemilikan orang ketiga.
Adapun contohnya adalah -e (ngoko), -ne (ngoko), dan -ipun (krama).
Baca Juga: Tembung Andhahan: Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh-contohnya
Contoh penggunaan:
- Satria nduwe sepatu, saiki sepatune diagem bapak.
(Satria punya sepatu, saat ini sepatunya dipakai bapak.)
- John Green iku penulis novel, kabeh novele apik-apik.
(John Green itu penulis novel, semua novelnya bagus-bagus.)
- Ibu gadah buku lawas, bukunipun tasih terawat.
(Ibu mempunyai buku lama, bukunya masih terawat.)
Nah, Adjarian, itulah materi tentang tembung sesulih pandarbe.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan tembung sesulih pandarbe kapindho? |
Petunjuk: Cek halaman 3. |