adjar.id - Adjarian, cara mengatakan "tidak tahu" dalam bahasa Jawa ngoko dan krama berbeda, lo.
Yap, perbedaan cara mengatakan ketidaktahuan ini diklasifikasikan berdasar lawan biacara kita.
Semakin tua lawan bicara yang kita hadapi, harus semakin sopan pula cara kita mengungkapkan atau mengatakan suatu kata.
Secara umum, cara mengungkapkan ketidaktahuan dalam bahasa Jawa terbagi menjadi dua tingkatan, yaitu bahasa Jawa ngoko dan krama.
Bahasa Jawa ngoko hanya khusus digunakan untuk lawan bicara yang seumuran.
Sementara itu, bahasa Jawa krama digunakan jika lawan bicara lebih tua, baik secara umur maupun kedudukan.
Jangan sampai terbalik, sebab tingkatan ini berkaitan dengan unggah-ungguh atau sopan santun dalam berbahasa.
Memangnya, bagaimana cara mengungkapkan "tidak tahu" dalam bahasa Jawa ngoko dan krama?
Coba kita cari tahu bersama, yuk!
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengucapkan Terima Kasih dalam Bahasa Jawa?
Cara Mengatakan "Tidak Tahu" dalam Bahasa Jawa
1. Ngoko
Untuk menyatakan ketidaktahuan dalam bahasa Jawa ngoko, kita bisa mengucapkan "ora ngerti" atau "mbuh".
Perlu diketahui, kita harus berhati-hati menggunakan kata "mbuh", sebab kata tersebut seakan-akan tidak acuh terhadap suatu hal dan tidak menghargai pertanyaan lawan bicara.
Jadi, gunakan kata tersebut hanya pada orang-orang terdekat dan sebaya saja, Adjarian.
Pada beberapa kasus, kita juga sering menjumpai kata "mbuh" yang digabung dengan "ora ngerti".
Misalnya, "Mbuh ya, Mbak, aku ora ngerti ki", yang artinya 'Entahlah, Mbak, aku tidak tahu'.
Contoh penggunaan:
Anjas: Raka, koe mudeng pulpenku mau?
Baca Juga: Cara Menghitung 1 sampai 10 dalam Bahasa Jawa Ngoko dan Krama
(Raka, apakah kamu tahu bolpenku tadi?)
Raka: Mbuh, aku ora mudeng bentuke kaya apa.
(Entahlah, aku tidak tahu bentuknya seperti apa.)
2. Krama
Kalau ingin mengatakan "tidak tahu" kepada orang yang lebih tua dalam bahasa Jawa, Adjarian bisa menggunakan ungkapan "mboten mangertos" atau "duko".
Ungkapan "mboten mangertos" berarti 'tidak tahu', sementara "duko" berarti 'entah'.
Keduanya sama-sama bisa digunakan untuk menyatakan ketidaktahuan kepada orang yang lebih tua.
Contoh penggunaan:
Ibu: Na, koe mudeng tas ibu warna jambon?
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Angka 11 sampai 20 dalam Bahasa Jawa?
(Na, apakah kamu tahu tas ibu yang berwarna merah muda?)
Nana: Kula, mboten mangertos, Bu.
(Saya tidak tahu, Bu.)
Nah, Adjarian, itulah cara mengatakan "tidak tahu" dalam bahasa Jawa ngoko dan krama.
Coba Jawab! |
Sebutkan dua ungkapan "tidak tahu" dalam bahasa Jawa krama! |
Petunjuk: Cek halaman 3. |
Saksikan video berikut, yuk!