adjar.id - Adjarian pernah mendengar istilah "gugon tuhon"?
Gugon tuhon berasal dari kata "gugu" yang berarti 'dipercaya apa adanya tanpa ditelaah', dan "tuhu" yang artinya 'sesungguhnya'.
Nah, gugon tuhon dapat dimaknai sebagai sebuah larangan atau petuah yang ditinggalkan oleh nenek moyang dan dipercayai begitu saja.
Dulunya, gugon tuhon banyak digunakan sebagai petuah dalam menjalani kehidupan.
Petuah-petuah yang ada di dalam gugon tuhon diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.
Gugon tuhon biasanya banyak disampaikan oleh seseorang yang dituakan atau dihormati dalam lingkungan, sehingga dapat dipercaya begitu saja.
O iya, gugon tuhon ini merupakan salah satu bentuk budaya Tanah Jawa, Adjarian.
Kira-kira, apa, sih, tujuan gugon tuhon? Seperti apa contoh-contoh gugon tuhon yang sudah banyak dipercayai masyarakat?
Cari tahu bersama, yuk!
Baca Juga: Memahami Makna Gugur Gunung, Tradisi Gotong Royong yang Hampir Hilang
Tujuan Gugon Tuhon
Meski sudah jarang yang menerapkannya atau mempercayai, gugon tuhon masih tetap eksis di tengah masyarakat Jawa untuk terus dilestarikan.
Seiring dengan perkembangan peradaban, banyak orang menagnggap bahwa gugon tuhon tidak selaras dengan kepercayaan masing-masing.
Terlepas dari mitosnya, sebenarnya banyak dari gugon tuhon yang berfungsi mengatur manusia supaya berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis-Jenis Gugon Tuhon
1. Gugon Tuhon Kang Salugu (Apa Adanya)
Gugon tuhon jenis ini merupakan gugon tuhon yang dipercaya apa adanya setelah diucapkan oleh seseorang.
Contoh:
- Aja mangan brutu, mundak guneme mencla-mencle.
Baca Juga: Mengenal 6 Jenis Cerita Rakyat Bahasa Jawa #MendongenguntukCerdas
(Jangan makan tungir ayam, karena ditakutkan tidak berpendirian.)
- Aja mangan tlampik, mudak ditampik dening wanita, tumrap wanita mundak ditampik priya.
(Jangan makan sayap ayam, ditakutkan bisa ditolak lawan jenis.)
- Aja mangan koredan, mundhak guneme mencla-mencle.
(Kalau makan jangan sampai ada sisa di piring, nanti ditakutkan tidak berpendirian dalam berkata.)
2. Gugon Tuhon Wewaler (Larangan)
Gugon tuhon wewaler biasanya diucapkan oleh orang yang dituakan dan kemudian dipercayai apa adanya oleh masyarakat.
- Wong Banyumas ora kena lelungan ing dina Setu Pahing.
(Orang Banyumas tidak boleh bepergian di hari Sabtu Pahing.)
Baca Juga: 9 Contoh Wewaler atau Nasihat Bahasa Jawa dan Artinya
- Wong Kendal ora kena nggawe omah gedhong.
(Orang Kendal tidak boleh membangun rumah besar.)
- Wong Kudus kang mapan ing wetan kali ora kena bebesanan karo wong kang manggin ing kulon kali.
(Orang kudus yang rumahnya di timur sungai tidak boleh menikahkan anaknya dengan orang yang tinggal di sebelah barat sungai.)
3. Gugon Tuhon Wasita Sinandi (Teka-teki)
Gugon tuhon wasita sinandi merupakan gugon tuhon yang berisi teka-teki.
Makna dalam gugon tuhon jenis ini tersirat dan diharapkan makna tersebut bisa diterima sebagai nasihat kepada orang tersebut.
- Aja lungguh ing ngarep lawang, mundak wong sing ngelamar mbalik.
(Jangan duduk di depan pintu, nanti tidak ada orang yang melamar.)
Baca Juga: Mengenal Cangkriman atau Teka-Teki Jawa, Jenis-Jenis, dan Contohnya
- Aja lungguh ing bantal, mundak udunen.
(Jangan duduk di atas bantal, nanti bisulan.)
- Aja nglungguhi sapu, mudak dicokot lintah.
(Jangan menduduki sapu, nanti digigit lintah.)
Nah, Adjarian, itulah pengertian, tujuan, dan jenis-jenis gugon tuhon.
O iya, tidak mempercayai bukan berarti membenci.
Bagaimana pun juga, gugon tuhon merupakan bagian dari budaya yang perlu kita lestarikan, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan gugon tuhon wewaler? Sebutkan salah satu contohnya! |
Petunjuk: Cek halaman 3. |
Saksikan video berikut, yuk!