Jenis tembang Jawa yang pertama adalah tembang gedhe (sekar ageng) atau bisa disebut dengan tembang klasik.
Umumnya, tembang gedhe banyak digunakan untuk pembuka gendhing dan dinyanyikan dalam pertunjukan wayang.
O iya, tembang gedhe memiliki aturan-aturan yang cukup mengikat, seperti jumlah suku kata dalam tiap baris, sehingga pola isinya sangat terstruktur.
Eksistensi tembang gedhe diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan kuno.
Contoh tembang gedhe:
- Candrakusuma
- Kusumastuti
Baca Juga: 40 Contoh Tembang Macapat Pangkur dengan Berbagai Tema
- Mauretna
- Citramengeng
- Tepikawuri
“tembang Jawa terbagi tiga, yaitu tembang gedhe, tembang tengahan, dan tembang macapat.”
2. Tembang Tengahan atau Sekar Madya
Nah, setelah tembang gedhe, muncullah tembang tengahan yang juga biasa disebut dengan sekar madya.
Bahasa yang digunakan dalam tembang tengahan cenderung lebih modern dibanding dengan tembang gedhe.
Tembang tengahan juga masih termasuk tembang klasik yang dulunya sempat ditulis menggunakan aksara Jawa.
Contoh tembang tengahan: