Tembung Sesulih Purusa: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya

By Jestica Anna, Minggu, 22 Mei 2022 | 11:30 WIB
Tembung sesulih purusa adalah pronomina persona dalam bahasa Jawa. (Pixabay)

adjar.id – Apa itu tembung sesulih purusa? Apa saja jenis-jenis tembung sesulih purusa?

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tembung sesulih purusa berarti kata ganti orang atau pronomina persona.

Kita juga mengenalnya dalam bahasa Indonesia, seperti kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga.

Begitu pula dengan penggunaannya dalam bahasa Jawa, Adjarian.

Tembung sesulih purusa terbagi dalam tiga jenis, yaitu tembung sesulih utama purusa, madyama purusa, dan pratama purusa. Ketiganya akan kita bahas pada artikel kali ini.

O iya, ketika belajar suatu bahasa, kata ganti merupakan hal pokok yang sangat perlu kita pahami.

Bayangkan jika tidak mengerti kata ganti, sudah pasti kita akan menemui kesulitan saat ingin menyebut orang, bahkan diri kita sendiri.

Setelah mempelajari materi ini, kita dapat langsung menerapkannya saat berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa.  Langsung saja kita pelajari bersama, yuk!

Tembung sesulih purusa disebut juga dengan kata ganti orang.”

Baca Juga: Tembung Andhahan: Pengertian, Macam-Macam, dan Contoh-contohnya

Tembung Sesulih Purusa

Tembung sesulih purusa yaiku tembung sesulih kang minangka gegantine wong. Ono telu tembung sesulih purusa, yaiku wong kang rembugan (sesulih utama purusa), wong kang diajak rembugan (Sesulih madyana purusa), lan wong kang dirembug (Sesulih pratama purusa).

Intinya, pronomina persona adalah kata ganti orang yang berkaitan dengan manusia, baik yang langsung terlibat maupun tidak langsung terlibat.

Tembung sesulih satu ini diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu persona pertama, persona kedua, dan persona ketiga.

1. Tembung Sesulih Utama Purusa (Persona Pertama)

Tembung utama purusa yaiku sebutan kanggo wong sing rembugan.

Artinya, persona pertama merupakan sebutan untuk orang yang sedang berbicara. Contohnya, “aku”, “kula”, “ingsun”, “kawula”, “kita”, dan “ndalem”.

Contoh:

- Kula wau enjing nembe sekolah, Pak.

Baca Juga: Apa Itu Tembung Yogyaswara? Berikut Penjelasan dan Contoh-contohnya

(Saya tadi pagi sedang bersekolah, Pak.)

- Aku ora ngerti karepmu kepiye.

(Aku tidak tahu bagaimana maksudmu.)

- Kawula mboten saget sowan dateng dalem panjenengan.

(Saya tidak bisa datang ke rumah Anda.)

“Tiga jenis tembung sesulih purusa, yaitu utama purusa, madyama purusa, dan pratama purusa.”

2. Tembung Sesulih Madyama Purusa (Persona Kedua)

Tembung sesulih madyama purusa yaiku sebutan kanggo uwong kang diajak rembugan.

Intinya, kata ganti persona kedua merupakan sebutan untuk orang yang sedang kita ajak berbicara.

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Tembung Pepindhan? Ini Pengertian dan Contoh-contohnya

Contoh-contoh dari tembung ini adalah, “kowe”, “sampeyan”, “panjenengan”, “slirane”, “awake”, “awakmu”, dan “nandalem”.

Contoh:

- Kowe aja lungo bengi-bengi, ya.

(Kamu jangan pergi terlalu malam, ya.)

- Menapa sampeyan sampun dahar?

(Apakah Anda sudah makan?)

- Ngapunten, badhe tanglet, panjenegan niku ngastanipun wonten pundi?

(Mohon maaf, izin bertanya, di mana Anda bekerja?)

- Sugeng rawuh, Paduka.

Baca Juga: Pengertian Tembung Garba Bahasa Jawa dan Contoh-contohnya

(Selamat datang, Paduka)

Kata ganti “paduka” umum digunakan untuk menyebut pembesar atau orang bangsawan.

“Macam-macam pilihan penyebutan tembung sesulih purusa disesuaikan dengan lawan bicara kita.”

3. Tembung Sesulih Pratama Purusa (Persona Ketiga)

Sementara itu, tembung sesulih pratama purusa dinggo nyebut wong sing dirembug.

Artinya, kata ganti persona ketiga digunakan untuk menyebut orang yang sedang dibicarakan.

Misalnya, “dheweke”, “dhekne”, “uwonge”, “bocahe”, “piyambake”, dan “piyambakipun.

Contoh:

- Bocahe ora mangkat sekolah dino iki mau amarga lara.

Baca Juga: 17 Contoh Tembung Camboran Wutuh Bahasa Jawa

(Anaknya tidak masuk sekolah hari ini tadi dikarenakan sakit.)

- Panjenenganipun bapat RT nembe tindhak rapat.

(Bapak RT sedang menghadiri rapat.)

- Dheweke bariki arep ujian SBMPTN.

(Dia akan ujian SBMPTN.)

- Piyambakipun sampun pindah dateng Surabaya.

(Dirinya sudah pindah ke Surabaya.)

Nah, Adjarian, itulah pengertian dan jenis-jenis tembung sesulih purusa atau kata ganti orang dalam bahasa Jawa, Adjarian.

Sekarang, coba jawab pertanyaan di bawah ini, yuk!

Baca Juga: Tembung Camboran: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya

Pertanyaan
Apa yang dimaksud dengan tembung sesulih madyama purusa?
Petunjuk: Cek halaman 3.

Saksikan video berikut, yuk!