adjar.id - Di momen khusus seperti Lebaran, biasanya masyarakat Indonesia menyajikan aneka hidangan untuk disantap bersama keluarga.
Ketupat merupakan salah satu makanan yang identik dengan Lebaran.
Tanpa ketupat, Lebaran terasa kurang lengkap.
Ketupat biasanya dihidangkan berbarengan dengan opor ayam dan makanan lainnya.
Makanan olahan yang berasal dari beras ini dikenalkan oleh Sunan Kalijaga pada abad ke-15.
Kemudian lambat laun ketupat pun mulai menjadi tradisi di Jawa.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ketupat tidak hanya menjadi tradisi masyarakat Jawa saja, Adjarian.
Tradisi ini juga berkembang ke berbagai daerah di Indonesia.
Nah, sebenarnya apa makna dan filosofi ketupat, ya?
Baca Juga: 3 Fakta Unik Ketupat, Salah Satunya Ternyata Makanan Ini Punya Banyak Nama
Makna dan Filosofi Ketupat
Ketupat merupakan hidangan sederhana yang biasanya disajikan dengan kuah sayur.
Perayaan Lebaran terasa kurang lengkap tanpa adanya ketupat.
Makanan ketupat memiliki makna dan filosofi yang begitu indah.
Menurut sejarah, ketupat muncul pada masa syiar Islam yang dilakukan Sunan Kalijaga pada abad ke-15 sampai abad ke-16.
Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya yang berbaur dengan nilai-nilai Islam.
Menurut ahli sejarah, ketupat mewakili dua makna, yaitu ngaku lepat yang berati mengakui kesalahan.
Selain itu, makna laku papat atau empat laku yang tercermin dari wujud empat sisi ketupat.
Empat laku yang tergambar dari empat sisi ketupat memiliki makna sendiri.
Baca Juga: Mengenal 6 Makanan Hasil Olahan Beras sebagai Pengganti Nasi
Berikut makna empat laku dari empat sisi ketupat.
1. Lebaran
Lebaran yang berasal dari kata dasar "lebar" memiliki makna pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.
2. Luberan
Luberan yang berasal dari kata dasar "luber" memiliki makna melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
3. Leburan
Leburan yang berasal dari kata dasar "lebur" memiliki makna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
4. Laburan
Laburan yang berasal dari kata "kapur" memiliki makna menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.
Baca Juga: Apa Bedanya Ketupat dan Lontong? #AkuBacaAkuTahu
Itulah makna dan filosofi dari ketupat, makanan yang sering disajikan saat Lebaran.
(Penulis: Yana Gabriella Wjaya, Atika Mayasari)
Tonton video ini, yuk!