Pada awal kemunculannya, seni optik meliputi seni dua dimensi dan tiga dimensi yang mendasarkan diri pada ilmu optik, ilmu cahaya, dan ilmu warna.
Tujuannya ialah untuk mengolah bentuk-bentuk tertentu yang digunakan untuk mengeksploitasi mata manusia.
Seni optik pada umumnya berbentuk formal, abstrak, dan konstruktivis melalui bentuk yang khas, yaitu geometrik dan perulangan yang teratur.
Sehingga, bisa menimbulkan efek-efek yang mengecoh mata dengan ilusi ruang yang dibuat oleh seniman.
Seni optik lebih menitikberatkan pada representasi gerakan atau bagaimana menggambar sesuatu sehingga seakan-akan bergerak.
“Seni optik memanfaatkan efek ilusi pada mata dengan memainkan elemen-elemen visual seperti bidang, garis, dan warna.”
Baca Juga: Pengertian Seni Grafis
3. Seni Konseptual
Adjarian, para seniman seni konseptual menggunakan feminisme, semiotika, dan budaya populer dalam berkarya sehingga berlainan dengan karya-karya seni konvensional.
Seni konseptual ini menemukan spektrum baru dalam seni rupa sebagai pengganti kiasan atau pantun dalam bahasa, surat kabar, periklanan, dan lain sebagainya.
Bahkan, dunia ini bisa menjadi medium atau objek seni dalam seni konseptual ini.
Sejak kehadiran seni konseptual, batas-batas antara seni secara fisik mulai hilang, sebab seni konseptual mengakses hampir semua bentuk seni dan nonseni.