Aturan Dasar Pembulatan Pecahan Desimal

By Rahwiku Mahanani, Selasa, 7 Desember 2021 | 15:20 WIB
Pecahan desimal dapat dibulatkan dengan beberapa aturan sebagai acuan. (freepik/ijeab)

adjar.id - Tahukah Adjarian seperti apa peraturan pembulatan pecahan desimal? Kalau cara membulatkan suatu pecahan desimal?

Pecahan adalah bilangan yang bukan merupakan bilangan bulat, Adjarian.

Bilangan pecahan dapat dinyatakan sebagai p/q, contohnya 1/2, 1/4, 2/3, 13/10, dan sebagainya.

Nah, p dan q adalah bilangan bulat di mana p merupakan pembilang dan q adalah penyebut.

Baca Juga: Cara Mengubah Pecahan Menjadi Bilangan Desimal dan Contohnya

Suatu pecahan dapat diubah menjadi bilangan desimal. Misalnya, pecahan 13/10 jika diubah menjadi bilangan desimal menjadi 1,3.

Nah, suatu pecahan desimal dapat dibulatkan, Adjarian.

Pembulatan di sini berarti mengurangi cacah bilangan, tapi nilainya hampir sama.

Supaya lebih jelas, kita simak aturan pembulatan pecahan desimal berikut ini, yuk!

 

"Suatu pecahan desimal dapat dibulatkan dengan mematuhi beberapa aturan dasar."

 

Nilai Bilangan Desimal

Sebelum mempelajari aturan dasar pembulatan pecahan desimal, kita pahami dulu nilai setiap angka dalam bilangan desimal.

Di dalam sebuah bilangan, tempat suatu angka berada mewakili nilai yang berbeda-beda, Adjarian.

Misalnya pada bilangan 1.250, angka 1 mewakili ribuan, angka 2 mewakili ratusan, angka 5 mewakili puluhan, dan angka 0 mewakili satuan.

Lalu, bagaimana kalau ada tanda desimal atau tanda koma di dalam suatu bilangan?

Baca Juga: Jenis-Jenis Pecahan: Biasa, Murni, Campuran, Desimal, dan Persen

Di dalam pecahan desimal, angka yang berada di sebelah kanan dari tanda desimal mewakili pecahan dari satu, Adjarian.

Angka pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya di sebelah kanan tanda desimal secara berurutan mewakili persepuluhan, perseratusan, perseribuan, dan seterusnya.

Misalnya pada bilangan 1,250. Angka 1 mewakili satuan. Nah, angka di sebelah tanda desimal, yakni angka 2 mewakili persepuluhan, angka 5 mewakili perseratusan, dan angka 0 mewakili perseribuan.

Namun, biasanya angka 0 di belakang tanda desimal tidak ditulis. Jadi, bilangan 1,250 cukup ditulis 1,25.

 

"Setiap angka di dalam bilangan mewakili nilai yang berbeda sesuai dengan tempatnya."

 

Aturan Pembulatan Pecahan Desimal

1. Menentukan Angka Terakhir

Untuk membulatkan suatu pecahan desimal, kita harus menentukan angka terakhirnya terlebih dahulu.

Yap, kita perlu menentukan angka terakhir yang akan dipertahankan, Adjarian.

Di dalam sebuah soal, biasanya ada instruksi yang meminta kita untuk membulatkan pecahan desimal, misalnya ke persepuluhan, perseratsan, atau perseribuan terdekat.

Baca Juga: Pengertian Bilangan Asli dan Bilangan Cacah serta Perbedaannya

2. Pembulatan ke Atas

Jika angkanya lebih besar atau sama dengan 5, maka bulatkan ke atas atau dinaikkan satu.

Misalnya kita akan membulatkan bilangan 1,9 ke satuan terdekat. Jika dibulatkan, maka menjadi 2.

Contoh lain, 5,46 jika dibulatkan akan menjadi 5,5 dan 1,657 menjadi 1,66.

 

"Sebuah pecahan desimal bisa dibulatkan ke atas atau dinaikkan satu jika angkanya lebih besar atau sama dengan 5."

 

3. Pembulatan ke Bawah

Jika angkanya lebih kecil dari 5, maka bulatkan ke bawah.

Jadi, angka yang akan dibulatkan tidak berubah dan angka yang ada di sebelah kanan tanda desimal dihilangkan.

Misalnya 1,1 jika dibulatkan menjadi 1 karena 1 adalah angka yang lebih kecil dari 5.

Contoh lain, 1,53 jika dibulatkan menjadi 1,5 dan 1,682 jika dibulatkan bisa menjadi 1,68.

Nah, itulah aturan dasar dalam pembulatan pecahan desimal, Adjarian.

Sekarang coba kita kerjakan soal di bawah ini untuk mengasah pemahaman, yuk!

 

Pertanyaan

Bulatkan pecahan desimal berikut ini!

a. 1,38

b. 8,78

c. 1,173

Petunjuk: 2-4.

 

Tonton video ini, yuk!