adjar.id - Adjarian, kehidupan masyarakat Indonesia setelah masa kemerdekaan Indonesia mengalami banyak sekali perubahan, lo.
Apakah Adjarian tahu, apa sajakah perubahan yang dialami oleh masyarakat Indonesia?
Nah, salah satu perubahan yang dialami oleh masyarakat Indonesia adalah kebudayaan, ya.
Baca Juga: Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya, Materi IPS Kelas 9 SMP
Selain itu, Indonesia juga mengalami perubahan pendidikan dan juga kehidupan sosial, lo.
O iya, setiap perubahan yang ada juga didukung oleh beberapa tokoh yang sangat memengaruhi, ya.
Sekarang, yuk, kita simak informasi mengenai kehidupan masyarakat Indonesia setelah masa kemerdekaan Indonesia di bawah ini!
"Masyarakat Indonesia mengalami banyak perubahan mulai dari kehidupan sosial, kebudayaan, hingga pendidikan."
1. Kehidupan Sosial
Sebelum negara Indonesia memasuki kemerdekaan, sering kali terjadi diskriminasi rasial yang terjadi pada masa itu.
Diskriminasi rasial ini terlihat saat penjajah membagi masyarakat berdasarkan dengan kelas-kelasnya.
Baca Juga: Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Pancasila, Materi PPKn Kelas 12 SMA
Saat itu, masyarakat Indonesia didominasi oleh warga Eropa dan Jepang dan sebagian besar warga pribumi yang dipandang rendah akan dipaksa untuk bekerja bagi kaum bangsawan.
Selain bangsawan, para pribumi juga diminta bekerja untuk penguasa.
Setelah Indonesia merdeka, semua bentuk diskriminasi rasial dihapus dan semua masyarakat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama di dalam semua bidang, ya.
"Semua masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang sama."
2. Pendidikan
Pada masa penjajahan, kesempatan memperoleh pendidikan yang layak adalah hal yang sangat terbatas untuk anak-anak Indonesia.
Hal ini juga menyebabkan sebagian besar penduduk Indonesia mengalami buta huruf.
Oleh karena itu, setelah Indonesia mengalami Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K).
Baca Juga: Contoh-Contoh Hak Mendapatkan Pendidikan
Sayangnya, Ki Hajar Dewantara hanya menjabat selama tiga bulan, lalu dilanjutkan oleh Mr. T.S.G. Mulia yang hanya menjabat selama lima bulan.
Lalu jabatan ini kembali digantikan oleh Mr. Suwandi, lalu dibentuklah Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia yang bertugas untuk meneliti dan merumuskan masalah pendidikan.
Setelah menyelesaikan tugasnya, panitia ini akan menyampaikan saran-saran kepada pemerintah Indonesia.
Dengan ini, pemerintah akan menyusun dasar struktur dan sistem pendidikan di Indonesia.
"Ki Hajar Dewantara menjabat sebagai menteri pendidikan selama tiga bulan."
Tujuannya umum pendidikan di Indonesia adalah mendidik anak-anak menjadi warga negara yang berguna, yang diharapkan kelak akan memberikan pengetahuannya kepada negara.
Pendidikan setelah kemerdekaan terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, dan pendidikan tinggi.
Baca Juga: Koperasi Sekolah: Landasan, Ciri-Ciri, dan Tujuan Koperasi Sekolah
Pada akhir tahun 1949, tercatat 24.775 sekolah rendah di seluruh Indonesia.
Untuk pendidikan tinggi, terdapat beberapa sekolah tinggi dan akademi di beberapa kota seperti Jakarta, Klaten, Surakarta, dan Yogyakarta.
Selain itu, Indonesia juga memiliki universitas Gadjah Mada.
3. Kebudayaan
"Pada akhir tahun 1949, Indonesia memiliki 24,775 sekolah rendah di seluruh Indonesia."
Sedangkan, di dalam bidang kesenian pada zaman itu, bermunculan banyak lagu-lagu yang memiliki tema nasionalisme.
Lagu-lagu tersebut diciptakan oleh para komponis seperti Cornel Simanjuntak, Kusbini, dan Ismail Marzuki.
Nah, apakah Adjarian tahu, apa sajakah judul-judul lagunya?
Baca Juga: Contoh Lagu dengan Tangga Nada Diatonis Mayor
Yap benar sekali, lagu-lagu tersebut berjudul Bagimu negeri, Halo-Halo Bandung, Selendang Sutra, dan Maju Tak Gentar, ya.
Nah Adjarian, itulah kehidupan masyarakat Indonesia setelah masa kemerdekaan Indonesia yang perlu kita ketahui, ya.
Sekarang, yuk, coba jawab soal di bawah ini!
Pertanyaan |
Sebutkan Menteri Pendidikan setelah Ki Hajar Dewantara! |
Petunjuk: Cek halaman 3. |
Jangan lupa untuk tonton video ini, ya!