adjar.id - Di saat sering turun hujan begini, memang paling enak makan yang hangat-hangat seperti mi instan.
Mengapa banyak orang yang jadi ingin menyantap mi instan saat hujan, ya?
Makan mi instan rebus sepertinya sudah menjadi kegemaran banyak orang.
Tekstur mi yang kenyal berpadu dengan kuah kaldu gurih yang panas benar-benar membuat orang selalu ingin makan mi instan terutama saat hujan.
Selain enak, mi instan baik goreng maupun rebus juga mudah dan cepat dimasak.
Baca Juga: Cara Menanam Tomat Agar Subur, Tips Ini Ampuh Buat Tomat Menjadi Sehat
Namun, di balik rasa yang lezat dan gurih, mi instan sering kali disebut-sebut menyimpan berbagai risiko kesehatan.
Rupanya, berbagai studi telah membuktikan bahwa makanan ini bisa merugikan tubuh jika dikonsumsi berlebihan.
Nah, berikut ini dampak buruk mi instan bagi kesehatan jika disantap berlebihan.
Hipertensi
Bumbu mi instan mengandung kadar natrium yang tinggi. Natrium itu sendiri merupakan suatu zat yang menyebabkan tekanan darah meningkat.
Jadi, jika kita mengonsumsi mi instan terlalu sering, risiko hipertensi juga akan semakin tinggi.
Kelebihan Berat Badan dan Obesitas
Dalam porsi yang sama, mi instan mengandung kalori yang lebih tinggi dibandingkan nasi, kentang, atau makanan karbohidrat lainnya.
Ini berarti mi instan turut berperan pada kejadian kelebihan berat badan dan obesitas.
Mi instan mengandung karbohidrat sederhana. Zat ini menyebabkan peningkatan gula darah dengan cepat, dan lama-kelamaan risiko diabetes mellitus pun ikut meningkat.
Meski kurang baik bagi kesehatan, bukan berarti mi instan harus dihindari sama sekali. Kita tetap boleh mengonsumsi makanan ini, asalkan tidak berlebihan.
Baca Juga: Cara Mengatasi Sakit Gigi dengan Cepat Sebelum Berkunjung ke Dokter
Tak ada aturan baku berapa jumlah mie instan yang dapat dikonsumsi dengan aman.
Namun pada tahun 2014, studi mengenai hal ini dilakukan pada 10.771 orang dewasa di Korea Selatan, negara konsumen mi instan terbesar di dunia.
Studi yang dimuat oleh Harvard School of Public Health itu menyimpulkan, orang yang mengonsumsi mi instan dua porsi atau lebih dalam seminggu berisiko tinggi terkena diabetes dan obesitas.
Sakit Kepala
Sama halnya dengan makanan yang diawetkan lainnya, mi instan juga menggunakan MSG (monosodium glutamate) sebagai penguat rasa.
Pada beberapa orang yang sensitif terhadap zat ini akan mudah mengalami sakit kepala, meskipun dosis yang digunakan masih dalam batas normal.
Baca Juga: Muka Terus Berminyak, Ketahui 6 Cara Mengurangi Minyak di Wajah Kita
Gangguan Pencernaan
Mi instan juga dapat mengganggu pencernaan kita, Adjarian.
Pasalnya mi instan tidak mudah diuraikan di dalam saluran pencernaan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memecahnya dibandingkan sumber karbohidrat lainnya.
Akibatnya, konstipasi bisa terjadi. Selain itu, adanya kandungan MSG pada mie instan juga menyebabkan keluhan mual dan muntah pada sebagian orang.
Kerusakan Organ
Mie instan mengandung propylene glycol (PG). Zat ini digunakan untuk membantu mempertahankan bentuk dan tekstur mi agar tidak mudah kering.
PG mudah sekali terserap oleh tubuh dan apabila menumpuk di ginjal, hati, maupun saluran pencernaan akan membahayakan kesehatan organ serta menurunkan daya tahan tubuh.
Selain kandungan PG, dalam mi instan terdapat juga tertiary butylhydroquinone (TBHQ).
Penggunaan TBHQ pada mie instan berguna sebagai pengawet agar tahan lama dan tidak mudah busuk.
Baca Juga: Cegah Kanker Kulit dengan Rajin Menggunakan Sunscreen, Ini Manfaatnya
Sebenarnya penggunaan TBHQ dalam dosis kecil masih aman digunakan. Namun. jika tubuh terpapar terus-menerus dalam jangka waktu lama, maka bisa terjadi gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan itu meliputi gangguan penglihatan, kerusakan pada liver, hingga meningkatnya risiko terkena limfoma.
Oleh karena itu, jika Adjarian benar-benar ingin makan mi instan, pastikan jumlahnya tidak lebih dari satu porsi dalam seminggu.
Jika lebih dari itu, bukan tidak mungkin kita akan mengalami masalah kesehatan seperti hipertensi, obesitas, atau diabetes mellitus di kemudian hari.