Mengenal Bentuk Bulan dan Dampak Pergerakan Bulan

By Nabil Adlani, Senin, 28 Juni 2021 | 08:00 WIB
Bulan merupakan satelit Bumi yang tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri. (adjar.id/NA)

Adjar.id – Adjarian pernah melihat bulan kan?

Bulan merupakan benda langit yang terdekat dengan Bumi dan juga merupakan satelit Bumi.

Bulan tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri, tetapi memancarkan cahaya matahari.

Bulan memiliki dua bagian, yaitu bagian gelap dan bagian terang, di mana bagian gelap bulan adalah bagian yang tidak pernah terkena sinar matahari.

Baca Juga: Definisi Atmosfer, Jenis Atmosfer, Fungsi, Manfaat dan Lapisannya

Nah, bagian terang merupakan bagian yang tidak sepenuhnya terkena pancaran sinar matahari.

Bulan juga sama seperti Bumi, Ketika Bumi berputar mengelilingi Matahari, maka Bulan berputar mengelilingi Bumi.

Sekarang kita simak, yuk, penjelasan mengenai bentuk Bulan dan dampak pergerakan Bulan.

 

“Bulan merupakan satelit Bumi yang tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri.”

 

Bentuk Bulan

Bentuk Bulan yaitu bulat dan mirip seperti Planet, serta permukaan Bulan berupa dataran kering dan tandus.

Selain itu, Bulan banyak memiliki kawah, terdapat pegunungan, dan dataran tinggi.

Berbeda dengan Bumi yang memiliki atmosfer, Bulan tidak memiliki atmosfer, hal ini menyebabkan seringnya terjadi perubahan suhu yang sangat drastis.

Baca Juga: Pengertian Lapisan Bumi Hidrosfer Beserta Jenis dan Siklusnya

Bulan juga tidak memiliki siklus air, bunyi tidak dapat merambat, tidak ditemukan makhluk hidup, dan kondisinya sangat gelap.

Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu revolusi, rotasi, dan bergerak bersama-sama dengan Bumi untuk mengelilingi Matahari.

Rotasi Bulan sama dengan revolusinya terhadap Bumi, yaitu 27,3 hari.

Akibat pergerakannya Bulan memberikan dampak baik bagi Bumi ataupun bagi Bulan sendiri.

 

“Bulan berbentuk bulat dan memiliki permukaan dataran yang tandus dan kering.”

 

Dampak Pergerakan Bulan

Dampak dari pergerakan bulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pasang Surut Air Laut

Pasang merupakan peristiwa naiknya permukaan air laut, sedangnya peristiwa turunnya permukaan air laut disebut surut.

Pasang surut air laut ini dipengaruhi oleh gaya gravitasi Matahari dan gravitasi Bulan.

O iya, akibat Bumi berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang surut bergantian sebanyak dua kali.

Baca Juga: Apa Itu Gaya Gravitasi? Berikut Pengertian, Bukti, dan Manfaatnya

Ada dua jenis pasang air laut, yaitu pasang perbani dan pasang purnama.

Pasang perbani terjadi ketika permukaan air laut turun serendah-rendahnya dan pasang ini terjadi saat Bulan kuartir pertama dan ketiga.

Pasang perbani dipengaruhi oleh gravitasi Matahari dan Bulan yang saling tegak lurus.

Sedangkan, pasang purnama dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan terjadi saat Bulan purnama.

 

“Pasang surut air laut terjadi karena pengaruh gravitasi Bulan dan Matahari.”

 

2. Pembagian Bulan

Adjarian, terdapat dua pembagian bulan, yaitu bulan sinodis dan bulan sideris.

Waktu yang dibutuhkan Bulan untuk satu kali berevolusi sekitar 27,3 hari yang disebut kala revolusi sideris.

Sedangkan kala revolusi sinodis membutuhkan waktu 29,5 hari karena Bumi bergerak searah gerak Bulan.

Baca Juga: Mengenal Nama Planet dan Isi Ruang Angkasa dalam Bahasa Inggris

Kala revolusi sinodis dapat ditentukan dengan pengamatan dari saat terjadinya Bulan baru sampai Bulan baru berikutnya.

O iya, satu bulan sinodis digunakan sebagai dasar dari penanggalan Komariyah atau penanggalan Islam.

3. Fase-Fase Bulan

Fase-fase Bulan merupakan perubahan bentuk-bentuk Bulan yang dapat kita lihat dari Bumi.

Hal ini terjadi karena posisi relatif antara Bumi, Matahari, dan Bulan.

“Pembagian bulan dibagi menjadi bulan sinodis yang berevolusi sekitar 29,5 hari, dan bulan sideris yang berevolusi seiktar 27,3 hari.”

 

Berikut ini adalah fase-fase Bulan, di antaranya:

Berikut ini adalah gambaran fase-fase Bulan. (pixabay)

1. Bulan baru yang terjadi ketika posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi.

2. Bulan sabit terjadi ketika bagian bulan seperempat terkena sinar Matahari, sehingga kita bisa melihat Bulan dari Bumi hanya seperempatnya saja.

3. Bulan separuh terjadi saat Bulan yang terkena sinar Matahari sekitar separuhnya, dan hanya terlihat separuh dari Bumi.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Revolusi Bumi dan Macam-Macam Dampaknya

4. Bulan cembung terjadi saat bagian Bulan yang terkena sinar Matahari tiga perempatnya saja.

Hal ini membuat kita dari Bumi hanya dapat melihat tiga perempat bagian Bulan saja.

5. Bulan purnama terjadi saat semua bagian Bulan terkena sinar Matahari, begitu juga yang terlihat di Bumi yaitu semua bagian Bulan.

Nah, Adjarian itu tadi bentuk Bulan dan dampak pergerakan Bulan, sekarang jawab pertanyaan berikut, yuk!

 

Pertanyaan

Apa yang menjadi penyebab dari pasang surut air laut?

Petunjuk: Cek halaman 3.