Hampir memakan waktu sampai enam tahun untuk tumbuh berbagai kesadaran baru di kalangan pemuda. Mereka mulai menyadari bahwa musuh yang mereka hadapi adalah Belanda.
Kesadaran itulah yang mengiring mereka untuk menggalang persatuan dalam sebuah kesadaran baru.
Kemudian pada 1926, dilaksanakanlah Kongres Indonesia Muda yang pertama atau Kongres Pemuda I.
Lahirnya Hari Sumpah Pemuda
Pada 1928, Mohamad Yamin menerbitkan buku yang berisikan kumpulan sajak dengan judul Indonesia, Tumpah Darahku.
Baca Juga: Bagaimana Sejarah Ditetapkannya 1 Juni Sebagai Hari Lahir Pancasila?
Dalam buku ini, terlihat para pemuda sudah menunjukkan kesadaran mereka akan bangsa Indonesia.
Pada Kongres Indonesia Muda kedua atau Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 1928, bahasa Melayu sudah menjadi bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari secara luas.
Namun sayangnya, saat itu kedudukan bahasa Melayu masih belum terlalu kuat.
Pada masa itu, sebagian ahli bahasa Belanda menganjurkan untuk agar bahasa Belanda menjadi bahasa resmi yang dipakai di seluruh Indonesia atau dipakai oleh seluruh penduduk Bumiputera.