adjar.id - Apa perbedaan antara ngoko alus dengan ngoko lugu?
Ada tiga tingkatan kesopanan dalam bahasa Jawa, yaitu ngoko, madya, dan krama.
Nah, bahasa Jawa ngoko menjadi ngoko alus (campuran ngoko dan krama) dan ngoko lugu.
Meski terlihat sama, ngoko alus dan ngoko lugu memiliki perbedaan, Adjarian.
Tingkatan dalam bahasa Jawa ini digunakan dalam percakapan sehari-hari dengan menyesuaikan lawan bicara dari berbagai usia.
Untuk mengetahui apa saja perbedaan antara ngoko alus dengan ngoko lugu, yuk, simak penjelasan berikut ini!
1. Ngoko Alus
Ngoko alus merupakan tingkatan bahasa Jawa yang sedikit formal dibandingkan ngoko lugu.
Namun, ngoko alus masih bisa digunakan dalam percakapan nonformal.
Penggunaan ngoko alus biasanya dipakai seseorang yang lebih muda bercakap dengan yang lebih tua usianya.
Tidak hanya itu saja, ngoko alus juga bisa digunakan dalam pecakapan antar teman sebaya, ya.
Baca Juga: Daftar Penyebutan Angka 31-50 dalam Bahasa Jawa Ngoko dan Krama
Ngoko alus cenderung lebih formal serta memiliki makna yang halus dibanding ngoko lugu.
Struktur kalimat ngoko alus jual lebih kompleks, lo.
Berikut ini merupakan ciri-ciri ngoko alus, antara lain:
- Kata kerja untuk orang lain dalam bentuk ngoko diubah menjadi krama inggil dan krama andhap untuk diri sendiri.
- Kata untuk menyapa orang kedua atau ketiga yang berbentuk ngoko diubah menjadi krama atau krama inggil.
- Semua kata yang berkaitan dengan kepemilikan orang kedua diubah menjadi bentuk krama atau krama inggil bukan ngoko.
- Imbuhan (afiks) ngoko pada kata kerja untuk orang kedua tidak perlu diubah menjadi versi krama.
- Partikel (klitik) dak- dan ku- tidak menjadi kula, sedangkan kok- dan -mu berubah jadi panjenengan.
Di bawah ini adalah penggunaan bahasa Jawa ngoko alus, yaitu:
- Teman dekat, tetapi sama-sama saling menghormati.
Baca Juga: 35 Contoh Kata Kerja dalam Bahasa Jawa Ngoko dan Artinya
- Orang tua yang derajatnya lebih tinggi kepada orang yang lebih muda, tetapi sangat akrab sekali.
- Berbicara dengan orang lain yang sangat dihormati.
- Istri kepada suaminya.
- Tulisan dalam majalah untuk menghormati orang yang baca.
Contoh: Aku nyuwun pirsa, daleme Mas Budi kuwi, neng endi?
(Permisi, aku mau bertanya, rumahnya Mas Budi ada di mana, ya?)
2. Ngoko Lugu
Ngoko lucu adalah tingkatan bahasa Jawa yang biasa digunakan untuk percakapan sehari-hari.
Alasannya karena ngoko lugu merupakan bahasa yang paling sederhana.
Ngoko lucu biasanya digunakan pada percakapan nonformal, seperti percakapan antar teman seumuran, orang-orang yang lebih muda, dan keluarga.
Penggunaan ngoko lugu mudah dipahami siapa saja karena tidak formal dan sederhana.
Baca Juga: Penyebutan Ukuran dalam Bahasa Jawa Ngoko dan Krama
Ciri-ciri ngoko lugu adalah sebagai berikut ini:
- Menggunakan kata-kata dalam bentuk ngoko atau bahasa sehari-hari untuk semua kata dalam kalimat.
- Penggunaan kata kerja untuk orang pertama (aku), orang kedua (kamu), dan orang ketiga (dia) mengikuti bentuk kata kerja dalam bahasa sehari-hari (ngoko).
- Menggunakan bentuk kata sifat atau kata ganti kepemilikan dan kata ganti kepunyaan yang sederhana.
- Dalam bahasa ngoko lugu, kata ganti orang pertama adalah aku dan kata ganti orang kedua adalah kowe.
Nah, berikut ini adalah penggunaan bahasa Jawa ngoko lugu, yaitu:
- Bahasa untuk situasi resmi yang memelurkan bahasa ngoko.
- Sesama teman yang akrab.
- Orang yang derajatnya lebih tinggi kepada orang yang derajatnya lebih rendah.
Contoh: Eh, aku arep takon, omahe Budi kuwi, neng ndi?
(Aku mau tanya, rumahnya Budi di mana, ya?)
Baca Juga: 41 Contoh Tembung Ngoko, Krama Madya, dan Krama Inggil
Sekarang sudah tahu, ya, perbedaan antara ngoko alus dengan ngoko lugu serta ciri-cirinya.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan ngoko alus? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR