adjar.id - Apa saja unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada geguritan bahasa Jawa?
Kata geguritan diambil dari kata gurit yang berarti tulisan atau kidung.
Geguritan bahasa Jawa sudah ada sejak lama yang dibuat pujangga sebagai sebuah bentuk sindiran untuk raja yang berkuasa atau kolonial.
Sementara penggurit adalah seseorang yang menciptakan atau menulis geguritan.
Para penggurit menggunakan sastra dan bahasa Jawa tinggi serta bermajas dalam membuat geguritan.
Geguritan merupakan bentuk karya sastra yang berisi ungkapan pikiran dan perasaan pengarang melalui daya imajinatif dalam bentuk puisi.
Nah, sederhananya geguritan dipahami sebagai puisi dalam bahasa Jawa.
O iya, geguritan mengutamakan keindahan bahasa dalam penggunaannya.
Umumnya geguritan bisa digunakan sebagai curahan isi hati atau perasaan seseorang dalam sebuah lirik dengan menggunakan bahasa Jawa.
Sebagai salah satu bentuk puisi tradisional Jawa, geguritan tidak hanya merentangkan pesan-pesan filosofis dalam makna kata-kata, tetapi juga menghadirkan keindahan melalui struktur fisiknya.
Yuk, kita pelajari sama-sama apa saja unsur intrinsik yang terdapat pada geguritan bahasa Jawa!
Baca Juga: 8 Unsur Geguritan, Karya Sastra Puisi dalam Bahasa Jawa
1. Tema
Tema merupakan unsur intrinsik yang harus ada di dalam geguritan.
Tema menjadi unsur terpenting dan tentunya berpengaruh pada isi dari geguritan tersebut.
O iya, tema juga disebut sebagai ide pokok yang diberikan pembuat untuk pembacanya.
2. Diksi
Diksi dalam sebuah geguritan diartikan sebagai pilihan kata, Adjarian.
Kata yang ada dalam geguritan menjadi pokok untuk menyampaikan ide supaya bisa diterima memakai bahasa yang bagus.
Nah, diksi termasuk penting karena ada aturan guru wilangan, guru lagu, dan guru gatra.
3. Latar
Salah satu unsur intrinsik geguritan adalah latar. Latar dibedakan dalam beberapa jenis seperti menjelaskan lokasi kejadian, waktu kejadian, dan suasana.
Baca Juga: Contoh Geguritan atau Puisi Bahasa Jawa untuk Orang Tua
Ketiga jenis latar ini digunakan dalam pembuatan geguritan bahasa Jawa, ya.
4. Citraan
Citraan atau imajinasi juga termasuk unsur intrinsik dalam sebuah geguritan yang digunakan untuk memberi gambaran yang dapat diraba oleh indra.
Dengan adanya citraan, maka ide yang mau disampaikan seolah hadir nyata untuk pembacanya.
5. Rima
Rima, yaitu unsur intrinsik geguritan yang bisa memperindah hasil.
Rima berbentuk pengulangan bunyi di awal, tengah, dan akhir.
Fungsi rima ialah membantu pembaca menemukan irama dalam sebuah geguritan.
6. Enjambemen
Menurut KBBI enjambemen adalah peristiwa sambung-menyambungnya isi dua larik sajak yang berurutan.
Enjambemen juga diartikan sebagai pemotongan kalimat, kata, atau frasa yang akan diakhiri dengan lirik.
Baca Juga: Contoh Geguritan atau Puisi Bahasa Jawa untuk Sahabat
Tujuan dari enjambemen adalah untuk memberi penekanan di kata tertentu sekaligus menghubungkan ke bagian selanjutnya.
7. Perasaan
Tahukah Adjarian? Ketika membuat geguritan, maka unsur dari perasaan harus dimasukkan.
Ini adalah sikap yang dimiliki penulis agar bisa memberikan penekanan.
Misalnya, seperti senang, konsisten, kecewa, simpatik, sedih, dan sebagainya.
8. Amanat
Selain unsur-unsur intrinsik di atas, amanat juga termasuk unsur intrinsik dalam geguritan bahasa Jawa.
Geguritan dibuat untuk menyampaikan pesan atau amanat.
Sebagai tambahan informasi, di bawah ini adalah ciri-ciri geguritan dalam bahasa Jawa, antara lain:
- Biasaya dalam geguritan disertakan nama pengarangnya.
- Bahasa yang dipakai adalah bahasa yang indah dan juga sopan.
Baca Juga: Apa Itu Gugon Tuhon? Ini Pengertian serta Jenis dan Contohnya
- Ketika membuat geguritan maka menggunakan kalimat yang memiliki makna atau arti.
- Geguritan bahasa Jawa memiliki aturan dasar, seperti guru wilangan, guru lagu, dan guru gatra.
Nah, itu dia macam-macam unsur intrinsik dalam geguritan bahasa Jawa.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan penggurit? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR