Selain itu, ada masalah ketimpangan budaya yang muncul, terutama di Indonesia, di mana banyak bahasa daerah terancam punah karena masyarakat lebih memilih mempelajari bahasa asing.
Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memperkuat penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Arus globalisasi dan budaya asing yang mudah diakses memengaruhi pola perilaku dan struktur sosial yang ada.
Beberapa orang bahkan menilai budaya asing lebih tinggi daripada budaya lokal, yang dapat mengurangi cinta terhadap budaya sendiri.
Ketimpangan budaya terjadi ketika masyarakat lebih menghargai budaya baru dibandingkan dengan budaya asli mereka, dan kondisi ini sering kali dipicu oleh diskriminasi atau pelabelan sosial.
3. Konsumerisme dan Hedonisme
Saat ini, penawaran produk dan jasa tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi juga melalui platform digital.
Siapa pun dapat berjualan dan membeli tanpa harus pergi ke toko fisik, berkat adanya berbagai aplikasi jual beli online yang menyediakan beragam produk.
Banyaknya pilihan, kemudahan transaksi, dan persaingan yang ketat membuat masyarakat semakin konsumtif.
Penawaran seperti diskon, promo, dan hadiah dari penyedia jasa online semakin menarik perhatian konsumen, yang menyebabkan mereka menjadi kurang selektif dalam menentukan kebutuhan hidup.
Konsumerisme ini juga muncul dalam bentuk jasa, seperti hiburan berupa film dan permainan online.
Baca Juga: Mengapa Dunia Digital dapat Menyebabkan Seseorang Lupa Dunia Nyatanya? Materi Sosiologi Kelas XII
Source | : | kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | AdjarID |
KOMENTAR