Pada awal abad ke-20, gerakan nasionalis mulai muncul, di mana kaum terpelajar Indonesia yang memperoleh pendidikan Barat mulai memperjuangkan kemerdekaan.
Organisasi-organisasi politik seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam (1912), dan Partai Nasional Indonesia (PNI, 1927) mulai menguatkan gagasan kemerdekaan.
Pemerintah kolonial Belanda pada awalnya menanggapi gerakan-gerakan ini dengan keras, melalui penangkapan dan pembuangan tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Mohammad Hatta.
Meski demikian, upaya Belanda untuk mempertahankan kekuasaan semakin sulit karena munculnya perlawanan yang meluas di berbagai daerah.
2. Kondisi Ekonomi
Pada akhir masa penjajahan Belanda, perekonomian Indonesia berada dalam kondisi sulit.
Depresi ekonomi global pada tahun 1930-an menyebabkan krisis ekonomi di Hindia Belanda, yang berdampak besar pada sektor pertanian dan perkebunan.
Petani di pedesaan mengalami kesulitan ekonomi karena harga komoditas seperti kopi, karet, dan tebu anjlok.
Hal ini menyebabkan meningkatnya kemiskinan di kalangan rakyat Indonesia.
Selain itu, kebijakan ekonomi kolonial yang lebih menguntungkan penduduk Eropa dan golongan elit Tionghoa menyebabkan kesenjangan ekonomi yang semakin tajam.
Baca Juga: 5 Dampak Kolonialisme di Bidang Pendidikan bagi Negara Indonesia, Materi Sejarah Kelas XI
Source | : | Intisari.grid.id,kemdikbud.go.id |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR