adjar.id - Apa yang Adjarian ketahui tentang historiografi tradisional?
Kali ini kita akan mempelajari tentang pengertian historiografi tradisional serta ciri-ciri dan contohnya.
Historiografi adalah cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan metode penelitian sejarah.
Nah, istilah histografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia yang berarti sejarah dan grafien diartikan sebagai tulisan atau gambaran.
O iya, historiografi juga termasuk dalam tahapan selanjutnya setelah penelitian sejarah.
Historiografi Indonesia dibagi ke dalam tiga jenis berdasarkan perkembangannya, yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern.
Historiografi bisa berbentuk tulisan maupun lisan yang mengungkapkan berbagai peristiwa di masa lalu.
Historiografi tradisional mulai berkembang pada masa kerajaan Hindu Buddha di Nusantara pada abad ke-14 Masehi hingga abad ke-20 Masehi.
Historiografi tradisional adalah penulisan atau karya sejarah pada masa Hindu-Buddha sampai perkembangan Islam.
Yuk, kita pelajari sama-sama apa itu ciri-ciri historiografi tradisional dan contohnya!
"Historiografi tradisional adalah salah satu historiografi yang berkembang di Indonesia yang dimulai pada abad ke-14 Masehi sampai ke-20 Masehi."
Baca Juga: 5 Persamaan Historiografi Tradisional, Kolonial, dan Modern, Materi Sejarah Kelas X
1. Isinya Tidak Bisa Dipertanggungjawabkan
Salah satu ciri khusus historiografi tradisional ialah isi historiografi menyamakan hal-hal nyata dengan khayalan.
Tidak hanya itu, pemaparan historiografi tradisional berkaitan dengan pemakaian kosakata, waktu, penguraian fakta sejarah, dan nama banyak terjadi kesalahan.
2. Bersifat Feodalistis Aristokratis
Ciri-ciri historiografi tradisional adalah bersifat feodalistis aristokratis.
Ciri feodalistis aristokratis dalam historiografi tradisional, yakni hanya mengangkat mengenai kehidupan para bangsawan feodal saja.
Jenis historiografi ini tidak membahas kehidupan masyarakat sama sekali baik dalam kondisi ekonomi dan sosial rakyat di suatu tempat.
3. Bersifat Istanasentris
Historiografi tradisional bersifat istanasentris, artinya bahwa karya sejarah berfokus untuk mengangkat kehidupan keluarga raja dan keluarga istana saja.
O iya, historiografi tradisional juga tidak mengangkat kisah mengenai kehidupan rakyat jelata sama sekali.
Baca Juga: 4 Jenis Historiografi dalam Penulisan Sejarah, Materi Sejarah Kelas X
4. Bersifat Religius Magis
Ciri-ciri khas historiografi tradisional adalah bersifat religius magis yang dikaitkan dengan keyakinan akan hal-hal gaib.
Historiografi tradisional menempatkan raja sebagai perlambang dewa atau Tuhan yang memiliki kesaktian atau ilmu magis tertentu.
Menjadikan raja sebagai sosok yang disucikan maka raja akan mendapatkan ketaatan dari rakyatnya.
Di bawah ini merupakan contoh historiografi tradisional, antara lain:
- Hikayat Banjar
- Hijayat Aceh
- Kitab Pararaton
- Kitab Negarakertagama
- Babad Tanah Jawi
- Kitab Ramayana
Baca Juga: 3 Jenis Historiografi Sejarah Indonesia
"Ciri-ciri historiografi tradisional adalah isinya tidak bisa dipertanggungjawabkan, bersifat feodalistis aristokratis, bersifat istanasentris, dan bersifat religius magis."
Nah, itulah pengertian, ciri-ciri, dan contoh historiografi tradisional.
Coba Jawab! |
Apa saja jenis-jenis historiografi di Indonesia? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!
Source | : | kemdikbud.go.id,gramedia.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR