adjar.id - Kalimat dalam bahasa Jawa sama dengan bahasa Indonesia yang memiliki pola-pola tertentu.
Kalimat dalam bahasa Jawa disebut dengan ukara. Ukara merupakan rangkaian kata yang membentuk suatu ide lengkap.
Ukara menjadi sarana untuk menyampaikan pesan, cerita, dan ekspresi.
Sama seperti kalimat dalam bahasa Indonesia, ukara dalam bahasa Jawa juga tersusun dari kata-kata yang relatif berdiri sendiri.
Nah, ukara memiliki intonasi akhir, seperti memberitahu, bertanya atau memerintah.
Sementara dari segi kaidah kebahasaan, tidak ada perbedaan mendasar antara ukara dengan kalimat dalam bahasa Indonesia, Adjarian.
Jenis-jenis ukara dibagi berdasarkan tindakan dan isinya.
Berdasarkan tindakannya, ukara dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu ukara tanduk dan ukara tanggap.
Menurut isinya, ukara dibedakan menjadi carita (cerita), pitakon (tanya), dan pakon (perintah).
Simak informasi di bawah ini untuk mengetahui struktur ukara dalam bahasa Jawa dan contohnya, ya.
1. Jejer (Subjek)
Baca Juga: Contoh Percakapan Menggunakan Tembung Ngoko Bahasa Jawa
Jejer atau subjek adalah bagian yang dibicarakan atau diceritakan keadaannya dalam kalimat.
Jejer tidak hanya berupa tembung aran (kata benda) saja, melainkan juga ada beragam jenis kata lainnya.
Jejer biasanya terletak di depan atau di sebelah kiri predikat.
2. Wasesa (Predikat)
Wasesa merupakan struktur yang menggambarkan tentang pekerjaan, tingkah laku atau keadaan jejer.
Wasesa menjadi inti dari ukara sehingga kalimat tanpa wasesa disebut sebagai frasa.
Nah, biasanya posisi wasesa dalam ukara berada di sebelah kanan jejer.
3. Lesan (Objek)
Lesan berada di sebelah kanan wasesa dalam ukara.
Lesan biasanya berupa kata ganti orang (tembung sesulih purusa).
Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Unggah-ungguh dalam Bahasa Jawa serta Contohnya
Perlu diketahui bahwa tidak setiap kalimat memiliki lesan, Adjarian.
4. Geganep (Pelengkap)
Geganep, yaitu struktur kalimat yang berfungsi sebagai pelengkap wasesa.
Biasanya geganep terletak di sebalah kanan wasesa.
5. Katrangan (Keterangan)
Katrangan adalah struktur ukara yang bertujuan untuk menjelaskan maksud dari kalimat agar lebih rinci.
Posisi katrangan dalam ukara dapat diletakkan di mana pun, baik di depan, di tengah, maupun di akhir.
Contoh pola kalimat dalam bahasa Jawa, yaitu:
1. Pola 1 (jejer + wasesa - kata tunjuk + tembung aran)
Menika kabudayaan. (Ini kebudayaan.)
2. Pola 2 (jejer + wasesa - tembung aran + tembung kriya)
Baca Juga: 10 Contoh Kalimat Bahasa Jawa Menggunakan Tembung Pepindhan
Ian tiyang Purbalingga. (Ian orang Purbalingga.)
3. Pola 3 (jejer + wasesa - tembung aran+ tembung aran)
Bu Bandi sedherekipun Tiwi. (Ibu Bandi saudaranya Tiwi.)
4. Pola 4 (jejer + wasesa - kata sifat + tembung aran)
Lare alit menika rayi kula. (Anak kecil ini adik saya.)
Sekarang kita sudah tahu macam-macam struktur ukara dalam bahasa Jawa serta contoh pola kalimatnya.
Coba Jawab! |
Di manakah letak jejer dalam ukara? |
Petunjuk: Cek di halaman 2. |
Tonton video ini, yuk!
Source | : | gramedia.com |
Penulis | : | Rizky Amalia |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR