adjar.id - Dalam bahasa Jawa terdapat jenis tembung dwilingga.
Tembung dwilingga sendiri termasuk ke dalam tembung rangkep, yaitu tembung sing diwaca kaping pindo, bisa sakabehing utawa mung sawanda.
Artinya, tembung rangkep adalah seluruh kata yang dibaca dua kali, bisa satu kata secara utuh atau satu suku kata.
Nah, tembung dwilingga dibaca dua kali seluruh bagiannya.
Berdasarkan bentuknya, tembung dwilingga dibedakan menjadi beberapa bentuk, salah satunya tembung dwilingga salin swara.
Tembung dwilingga salin swara berbentuk pengulangan kata dengan mengganti huruf vokalnya.
Contohnya, mloka-mlaku, rono-rene.
Di bawah ini ada beberapa contoh kalimat bahasa Jawa yang menggungakan tembung dwilingga salin swara.
1. Mben esuk ibu karo bapak seneng mloka-mlaku mubeng deso.
Setiap pagi ibu dan bapak suka berjalan-jalan memutari desa.
2. Fina wonge ora ndue kesel, senenge rono-rene.
Baca Juga: 10 Contoh Kalimat Bahasa Jawa Menggunakan Tembung Rangkep Dwilingga Wantah
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR