adjar.id - Selain Kerajaan Samudera Pasai, Aceh juga memiliki kerajaan bercorak Islam yang besar, yaitu Kerajaan Aceh.
Kerajaan Aceh mulai berdiri setelah runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai, Adjarian.
Kerajaan Aceh berdiri pada awal abad ke-16 berbarengan dengan datangnya armada milik Portugis di Malaka.
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Aceh.
Nah, ibu kota Kerajaan Aceh berada di Bada Aceh yang menjadi pusat ilmu pengetahuan, kegiatan politik, sekaligus bandar transit Asia Tenggara.
Saat memerintah, Sultan Ali Mughayat Syah meletakkan dasar-dasar politik luar negeri di Kerajaan Aceh.
Salah satu sikap politik luar negeri tersebut adalah mencukupi kebutuhan sendiri sehingga tidak bergantung kepada pihak lain.
Seperti kerajaan lain, Kerajaan Aceh pernah mengalami kemajuan dan kemunduran.
Berikut faktor penyebab kemajuan dan kemunduran Kerajaan Aceh.
"Kerajaan Aceh merupakan kerajaan bercorak Islam yang didirikan di Aceh oleh Sultan Ali Mughayat Syah di awal abad ke-16."
Kerajaan Aceh mempunyai wilayah yang sangat luas dan mampu melakukan perdagangan ke luar negeri.
Baca Juga: Struktur dan Aturan Kerajaan Aceh
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh berhasil masuk ke jalur perdagangan Portugis mulai dari Selat Malaka sampai Teluk Persia.
Bahkan Kerajaan Aceh ketika dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda berhasil memasuki masa kemajuan menjadi kerajaan besar di Indonesia.
Faktor penyebab kemajuan Kerajaan Aceh, di antaranya:
1. Letak ibu kota kerajaan yang strategis, yaitu di pintu gerbang pelayaran dari Timur Tengah dan India yang akan menuju ke Malaka, Jawa, dan Tiongkok.
2. Daerah Aceh memiliki kekayaan tanaman lada dan menjadi komoditas ekspor yang penting dalam perdagangan internasional.
3. Pelabuhan Aceh mempunyai persyaratan yang baik sebagai pelabuhan dagang.
Bahkan pelabuhan ini terlindung dari ombak besar oleh Pulau Nasi, Pulau Breuen, dan Pulau We.
4. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis membuat pedagang Islam banyak yang singgah di Aceh.
Terlebih ketika jalur pelayaran berubah melalui sepanjang barat pulau Sumatra.
"Salah satu faktor penyebab kemajuan Kerajaan Aceh adalah letak ibu kota kerajaan yang strategis untuk pelayaran dan perdagangan."
Wafatnya Sultan Iskandar Muda di tahun 1636 membuat pemerintahan diambil alih oleh menantunya, yaitu Iskandar Thani.
Baca Juga: Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Aceh
Pada masa pemerintahan Iskandar Thani inilah Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran.
Sultan Iskandar Thani dinilai kurang mempunyai kecakapan dan kepribadian yang kuat dalam memimpin dan mengelola Kerajaan Aceh.
Hingga pada awal abad ke-20 Kerajaan Aceh dapat dikuasai sepenuhnya oleh Belanda.
Faktor penyebab kemunduran Kerajaan Aceh, di antaranya:
1. Kekalahan perang Aceh melawan Portugis pada tahun 1629 di Malaka yang menimbulkan banyak korban jiwa dan harta benda.
2. Permusuhan antara kaum ulama penganut ajaran Nuruddin ar Raniri dengan penganut ajaran Syamsudin as Sumatrani.
3. Banyak daerah yang jauh dari pemerintahan Kerajaan Aceh yang memisahkan diri, seperti Perlak, Johor, Minangkabau, Pahang, dan Siak.
4. Kurang cakapnya tokoh pengganti Sultan Iskandar Muda.
5. Lemahnya pertahanan Aceh yang membuat bangsa-bangsa Eropa berhasil menggesek dan mendesak daerah perdagangan Aceh.
Hal ini yang kemudian membuat perekonomian Aceh melemah.
"Salah satu faktor penyebab kemunduran Kerajaan Aceh adalah kurang cakapnya tokoh pengganti Sultan Iskandar Muda."
Baca Juga: Kerajaan Aceh: Sejarah dan Raja-rajanya
Nah, itulah beberapa faktor penyebab kemajuan dan kemunduran Kerajaan Aceh.
Coba Jawab! |
Siapa raja yang berhasil membawa Kerajaan Aceh ke puncak kejayaan? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk., Kemendikbud tahun 2017.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR