adjar.id - Dalam buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas XII Kurikulum Merdeka, terdapat soal Ayo Berlatih di halaman 137 bab 4.
Pada soal itu, kita diminta menjawab beberapa pertanyaan dari teks naratif tentang perundungan atau bullying.
Kali ini kita akan membahas soal tersebut yang dapat dijadikan sebagai referensi, Adjarian.
Teks naratif adalah jenis teks yang berfokus pada penyampaian cerita atau kisah secara berurutan.
Tujuan utama dari teks naratif adalah untuk menghibur, mendidik, atau menginformasikan pembaca atau pendengar tentang suatu kejadian atau peristiwa.
Secara umum teks naratif terdapat di dalam karya fiksi, seperti novel dan cerita pendek.
Akan tetapi, tek naratif bisa juga terdapat dalam karya nonfiksi, seperti biografi, memoar, karangan khas, atau autobiografi.
Yuk, simak pembahasan soal Ayo Berlatih tentang teks naratif berikut ini!
Ayo Berlatih tentang Teks Naratif!
1. Berdasarkan kisah perundungan (bullying) yang dialami oleh Quaden Bayles di dalam teks karangan khas di atas, jawablah pertanyaan berikut ini.
a. Apa fakta yang disampaikan Yarakka Bayles tentang anaknya di dalam unggahan video?
Jawaban: Fakta yang diungkapkan dalam unggahan video tersebut, di antaranya:
- Anaknya sering mendapatkan perundungan atau bullying dari teman-temannya di sekolah.
- Yarakka Bayles menyampaikan fakta bahwa video yang menampilkan anaknya mendapat bullying dari warganet secara verbal.
b. Beberapa orang berasumsi melalui komentar atas unggahan video Yarakke Bayles. Asumsi yang keliru itu dibantah oleh Yarakka Bayles. Apakah asumsi itu?
Jawaban: Asumsi keliru dari orang-orang yang memberikan komentar terhadap unggahan videp Yarakka Bayles, di antaranya:
- Adanya komentar yang mengatakan "Jelek sekali anak itu".
- Lalu ada juga komentar berupa cemoohan seperti "Lihat si cebol itu".
Komentar-komentar tersebut tidak layak untuk disampaikan karena bagian dari perundungan siber atau cyber bullying secara verbal.
Sebagai orang tua, Yarakka Bayles tidak menerima anaknya mengalami dwarfisme diperlakukan seperti itu.
Yarakka justru membagikan dan membuat video tersebut sebagai wujud rasa bangga terhadap pencapaian anaknya setelah diterapi di rumah sakit di Australia.
c. Yarakka Bayles memberikan pendapat/opininya tentang perundungan. Apakah opini yang disampaikan Yarakka Bayles itu?
Baca Juga: Ciri-Ciri dan Cara Menulis Paragraf Argumentasi
Jawaban: Yarakka Bayles memberikan sebuah opini bahwa apa yang menimpa anaknya sungguh berlebihan.
Yarakka mengunggah video di laman pribadinya dan tidak berharap akan diperlakukan seperti itu.
Yarakka juga mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang ingin mendengar hal buruk tentang anak mereka atau ketika mereka mengalami perundungan”.
Maka dari itu, Yarakka mengimbau kepada para orang tua agar bisa mendidik anak-anaknya agar tidak melakukan bullying.
2. Carilah sebuah informasi tentang perundungan siber. Ungkapkanlah beberapa fakta tentang perundungan siber tersebut dengan bahasa kalian sendiri dalam 1-2 paragraf.
Jawaban: Salah satu fakta kasus perundungan siber di Indonesia adalah anak dari artis Ussy Sulistyowati.
Ussy sempat mengung foto bersama keluarganya melalui akun instagram pribadinya.
Setelah diunggah, foto tersebut justru mendapat banyak komentar tidak sopan dari warganet yang ditunjukkan kepada anak perempuan Ussy.
Warganet mengomentari cara berpakaian anak Ussy yang dinilai mereka tidak sesuai dengan umurnya.
Anak tertua Ussy juga sering terkena body shamming, sehingga membuatnya sempat tidak ingin makan agar mendapatkan bentuk badan yang bagus.
Efek nyata yang paling awal dirasakan oleh anak yang di-bully adalah permasalahan kesehatan dan psikis.
Baca Juga: Ciri Umum dan Fungsi Fakta dalam Teks Eksplanasi
Anak yang mendapat bullying melalui media elektronik mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk depresi dibanding anak yang mendapat bullying secara langsung.
3. Sering kali perundungan dilakukan terhadap orang-orang yang mengalami keterbatasan fisik atau keterbatasan mental. Contohnya Quaden Bayles yang menderita dwarfisme.
Carilah informasi dan fakta tentang dwarfisme. Sampaikanlah dengan bahasa kalian sendiri dalam 1-2 paragraf.
Jawaban: Dwarfisme adalah kondisi perawakan pendek yang terjadi karena faktor medis atau genetik.
Dwarfisme secara umum didefinisikan sebagai tinggi orang yang sama dengan atau kurang dari 147 sentimeter.
Rata-rata tinggi orang dewasa bagi mereka yang mengalami dwarfisme adalah 122 sentimeter.
Kondisi dwarfisme ini disebabkan oleh akordroplasia, sindrom turner, dan defisiensi hormon pertumbuhan.
Gejala dwarfisme, di antaranya badan berukuran rata-rata, lengan dan tungkai yang pendek, jari yang pendek, pergerakan yang terbatas pada sendi siku, serta perkembangan kaki yang abnormal.
Sebagian besar penanganan dwarfisme tidak akan meningkatkan tinggi perawakan.
Akan tetapi, terapi dapat mengoreksi atau meredakan masalah yang disebabkan oleh komplikasi yang muncul.
4. Carilah sebuah cerita pendek yang berbasis cerita keseharian atau kehidupan nyata. Lalu, temukan cerita fakta dan fiksi di dalam cerita tersebut. Isilah tabel berikut ini.
Baca Juga: Ciri-Ciri dan Ragam Bahasa Karya Ilmiah, Materi Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Jawaban:
Judul Cerpen: Ketika Laut Marah
Penulis/Pengarang: Widya Suwarna
Tokoh Utama: Pak Yus
Fakta di Dalam Cerita: Sudah empat hari nelayan-nelayan tidak dapat turun ke laut.
Pada malam hari, hujan turun dengan lebat. Gemuruh gelombang, tiupan angin kencang di kegelapan malam seolah-olah memberi tanda bahwa alam sedang murka, dan laut sedang marah.
Terlebih lagi, bintang-bintang pun seperti tidak berani menampakkan diri.
Fiksi di Dalam Cerita: Selama hari-hari sulit, ada pesta di rumah Pak Yus.
Tidak ada yang menikah, tidak ada yang ulang tahun, dan Pak Yus juga bukan orang kaya. Pak Yus hanyalah nelayan biasa, seperti para tetangganya.
Nah, itulah pembahasan soal Ayo Berlatih tentang teks naratif.
---
Sumber: Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK/MA Kelas XII karya Bambang Trimasyah, Kemdikbudristek Tahun 2022.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR