adjar.id - Dalam kehidupan yang kita jalani, tidak bisa dilepaskan dari adanya konflik sosial.
Konflik sosial adalah ketegangan yang terjadi antara individu, kelompok, atau entitas sosial yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan dalam nilai, kepentingan, tujuan, atau sumber daya.
Konflik sosial merupakan bagian alami dari kehidupan masyarakat dan sering kali muncul sebagai hasil dari perbedaan pendapat, kepentingan, atau ketidaksetujuan dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
O iya, menurut Soerjono Soekanto, konflik sosial adalah proses sosial saat beberapa orang atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan.
Sementara Robert M.Z. Lawang berpendapat bahwa konflik sosial adalah perjuangan untuk mendapatkan hal-hal yang langkah, seperti nilai dan otoritas.
Nah, konflik sosial dapat berupa bentrokan kecil antara individu hingga konflik yang lebih besar yang melibatkan kelompok-kelompok besar dalam masyarakat.
Konflik sosial dapat muncul dalam berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, agama, budaya, etnis, dan sektor lainnya.
Yuk, simak bentuk penanganan konflik sosial berikut ini!
"Konflik sosial dapat mendorong masyarakat untuk merefleksikan masalah, mengeksplorasi opsi alternatif, dan memicu reformasi yang diperlukan."
Konflik sosial bisa diatasi dengan berbagai bentuk penanganan, yaitu:
1. Komunikasi Efektif
Baca Juga: Konflik Sosial: Dampak dan Bentuk
Komunikasi yang baik dapat membantu meredakan ketegangan dan memfasilitasi pemahaman antara pihak yang terlibat dalam konflik.
Mendengarkan dengan cermat, berbicara dengan jujur, dan menghindari saling menyalahkan adalah kunci dalam komunikasi efektif.
2. Mediasi
Mediasi melibatkan pihak ketiga netral atau mediator yang membantu pihak yang terlibat dalam konflik untuk mencapai kesepakatan.
Mediator membantu memfasilitasi percakapan, mengidentifikasi masalah, dan mengarahkan negosiasi menuju solusi yang dapat diterima oleh semua pihak.
3. Arbitrase
Arbitrase melibatkan pihak ketiga yang independen atau arbiter yang memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan terkait konflik.
Keputusan arbiter bersifat mengikat, dan pihak yang terlibat harus menerima hasil arbitrase.
4. Negosiasi
Negosiasi adalah proses perundingan di mana pihak yang terlibat mencoba mencapai kesepakatan secara langsung.
Mereka bisa menegosiasikan berbagai aspek konflik, seperti pembagian sumber daya, kompromi, atau penyelesaian masalah bersama.
Baca Juga: 3 Jenis Kekerasan Menurut Johan Galtung, Materi Sosiologi Kelas XI Kurikulum Merdeka
5. Solusi Kolaboratif
Pendekatan kolaboratif melibatkan semua pihak yang terlibat dalam konflik bekerja sama untuk mencari solusi yang memuaskan semua pihak.
Solusi kolaboratif ini dapat melibatkan brainstorming, diskusi terbuka, dan pemecahan masalah bersama.
6. Pendekatan Hukum
Dalam beberapa kasus, penanganan konflik melibatkan proses hukum, seperti pengadilan.
Hukum dapat digunakan untuk menyelesaikan konflik yang bersifat kontraktual, sengketa properti, atau kasus pidana.
7. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah upaya untuk memulihkan hubungan yang rusak akibat konflik.
Rekonsiliasi melibatkan proses pengampunan, maaf-maafan, dan membangun kembali kepercayaan.
"Bentuk penanganan konflik sosial bisa berupa komunikasi efektif, mediasi, arbitrase, negosiasi, solusi kolaboratif, pendekatan hukum, dan rekonsiliasi."
Nah, itulah berbagai bentuk penanganan terhadap konflik sosial di masyarakat, Adjarian.
Baca Juga: Apa Penyebab dan Dampak Konflik Sosial?
Coba Jawab! |
Bagaimana cara komunikasi efektik sebagai bentuk penanganan konflik sosial? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
---
Sumber: Buku Sosiologi untuk SMA Kelas XI karya Joan Hesti Gita Purwasih dan Seli Septiana Pratiwi, Kemdikbudristek Tahun 2021.
Yuk, tonton juga video ini!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | AdjarID |
KOMENTAR