Prasasti Mula Malurung dikeluarkan oleh Raja Kertanagara pada tahun 1255 M atas perintah dari Wisnuwardhana.
Menurut Prasasti Mula Malurung, Tumapel didirikan oleh Rajasa yang dijuluki Batara Syiwa, setelah berhasil menaklukan Kerajaan Kediri.
Nama tersebut kemungkinan adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa.
Sebab dalam Kitab Nagarakertagama, arwah pendiri Tumapel tersebut dipuja sebagai Syiwa.
Selain itu, dalam Kitab Pararaton juga disebutkan bahwa Ken Arok lebih dahulu menggunakan julukan Batara Syiwa sebelum maju berperang melawan Kerajaan Kediri.
Nah, Prasasti Mula Malurung juga menyatakan jika Kerajaan Singasari kemudian terpecah menjadi dua setelah Ken Arok meninggal dunia.
Kerajaan Singasari terpecah menjadi Tumapel yang dipimpin oleh Anusapati dan Kadari yang dipimpin oleh Mahesa Wong Ateleng alias Batara Parameswara.
Kemudian Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, lalu Tohjaya.
Sedangkan Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana.
O iya, Prasasti Mula Malurung juga menyebutkan bahwa Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat.
Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putra Semingrat, yaitu Kertanagara.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah Raja dan Masa Kejayaan
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR