adjar.id - Geguritan adalah sebutan untuk karya sastra puisi dalam bahasa Jawa, Adjarian.
Secara umum geguritan dapat diartikan sebagai jenis karya sastra Jawa yang disusun menggunakan kalimat indah dan penuh makna.
Geguritan biasanya digunakan penulis untuk menyalurkan isi pikiran dan perasaan dalam sebuah larik.
Dalam perkembangannya, geguritan memiliki aturan tertentu dalam penyusunannya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan banyaknya perubahan yang terjadi, geguritan sudah tidak lagi terikat aturan-aturan khusus.
Sehingga geguritan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu geguritan lawas dan geguritan anyar.
Yuk, kita cari tahu lebih banyak tentang kedua jenis geguritan tersebut dalam uraian berikut!
"Geguritan adalah karya sastra puisi Jawa yang disusun menggunakan kalimat yang indah dan penuh makna."
1. Geguritan Lawas
Geguritan lawas juga bisa disebut dengan puisi lama.
Berikut beberapa hal mengenai geguritan lawas:
Baca Juga: Geguritan: Pengertian, Unsur, dan Ciri-cirinya
- Geguritan lawas terikat oleh aturan baku, seperti guru lagu, guru gatra, dan guru wilangan.
- Bahasa yang digunakan dalam geguritas lawas adalah bahasa Jawa kuno atau bahasa Kawi.
- Terdapat beberapa bentuk geguritan lawas, seperti kakawin, kidung, dan syair tembang macapat.
2. Geguritan Anyar
Geguritan anyar juga bisa disebut dengan puisi Jawa yang telah mengalami perubahan.
Berikut beberapa hal mengenai geguritan anyar:
- Geguritan anyar tidak terikat oleh aturan baku.
- Geguritan anyar memiliki struktur dan penggunaan bahasa yang bebas.
- Geguritan anyar tidak hanya terdapat dalam bahasa Jawa, tetapi juga dapat ditemukan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
"Dua jenis geguritan atau puisi Jawa, yaitu geguritan lawas dan geguritan anyar."
Nah, itulah jenis geguritan atau puisi Jawa.
Baca Juga: Contoh Geguritan atau Puisi Bahasa Jawa untuk Sahabat
Coba Jawab! |
Apa kegunaan geguritan bagi penulis? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Bahasa Jawa SMK Kelas X Karya Ari Susanti, S.Pd., dkk.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR