adjar.id - Tembung dwilingga adalah salah satu jenis tembung rangkep.
Yap! Di dalam bahasa Jawa ada yang disebut dengan tembung rangkep.
Tembung rangkep yaiku sakabehing tembung sing diwaca kaping pindho, bisa sakabehing tembung utawa mung sawanda.
Artinya, tembung rangkep adalah seluruh kata yang dibaca dua kali, dapat satu kata utuh atau satu suku kata.
Tembung rangkep ini ada tiga macam, Adjarian, salah satunya adalah tembung dwilingga.
Tembung dwilingga yaiku tembung sing diwaca kaping pindho kabeh linggane.
Maksudnya, tembung dwilingga adalah kata yang dibaca dua kali seluruh bagiannya.
Ada tiga jenis tembung dwilingga.
Berikut penjelasan ketiganya beserta contohnya.
1. Dwilingga Padha Swara
Dwilingga padha swara adalah jenis tembung dwilingga dengan kata dasar yang diucapkan dua kali.
Baca Juga: 12 Contoh Kalimat Bahasa Jawa Menggunakan Tembung Rangkep
Contoh:
- Kewan-kewan
- Abang-abang
- Bapak-bapak
2. Dwilingga Salin Swara
Dwilingga salin swara ialah jenis tembung dwilingga dengan bentuk pengulangan kata dengan mengganti huruf vokal.
Contoh:
- Mloka-mlaku
- Wira-wiri
- Molah-malih
3. Dwilingga Semu
Baca Juga: Tembung Plutan: Pengertian dan Contoh
Dwilingga semu adalah jenis tembung dwilingga berupa kata ulang asli atau murni.
Contoh:
- Undur-undur
- Andheng-andheng
- Ondhe-ondhe
Nah, itulah tiga jenis tembung dwilingga dan masing-masing contohnya.
Coba Jawab! |
Apa itu tembung dwilingga padha swara? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Rahwiku Mahanani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR