adjar.id - Kali ini kita akan membahas soal Tabel 6.4 yang ada pada buku bahasa Indonesia Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas X Kurikulum Merdeka.
Soal tersebut terdapat di halaman 165, bab 6, Adjarian.
Kita ditugaskan untuk menelaah majas dalam puisi Padamu Jua karya Amir Hamzah yang terdapat di halaman 164.
Kita harus menentukan jenis majas, teks dalam puisi, dan alasannya.
Nah, untuk mempermudah mengerjakan soal ini, kita bisa mempelajari apa itu majas dan jenis-jenisnya.
Berikut pembahasan soal Tabel 6.4 seputar telaah majas dalam puisi Padamu Jua.
Yuk, simak bersama-sama untuk referensi!
Telaah Majas dalam Puisi Padamu Jua
1. Jenis majas: Personifikasi
Teks dalam puisi: Kasihmu sunyi/ menunggu seorang diri.
Alasan: Kiasan yang mempersamakan sesuatu dengan manusia yang dapat berbuat, melakukan suatu hal, dan sebagainya.
Baca Juga: Majas Metafora, Personifikasi, dan Hiperbola, Materi Bahasa Indonesia Kelas V Kurikulum Merdeka
2. Jenis majas: Simile
Teks dalam puisi: Kaulah kandil kemerlap. Pelita jendela di malam gelap.
Alasan: Majas perbandingan atau perumpamaan, yaitu ungkapan yang menyamakan suatu hal dengan hal lain melalui penggunaan kata-kata pembanding: bagai, bak, seperti, dan lain-lain.
3. Jenis majas: Metafora
Teks dalam puisi: Serupa dara di balik tirai.
Alasan: Majas yang membandingkan suatu hal yang mirip dengan hal yang sebenarnya tidak sama.
4. Jenis majas: Hiperbola
Teks dalam puisi: Engkau ganas. Mangsa aku dalam cakarmu.
Alasan: Majas yang melebih-lebihkan dan terkadang tidak masuk akal.
5. Jenis majas: Alegori
Teks dalam puisi: Habis kikis. Segala cintaku hilang terbang.
Baca Juga: Apa Itu Majas Metafora? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Alasan: Majas yang menyatakan maksud sesuatu hal dengan kalimat kiasan atau penggambaran.
Nah, itulah pembahasan soal Tabel 6.4 tentang telaah majas dalam puisi.
---
Sumber: Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X Karya Fadillah Tri Aulia, dkk., Kemdikbud.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR