adjar.id - Pada masa praaksara, pola hunian manusia purba mengalami berbagai perubahan.
Pola hunian ini memperlihatkan tentang dua karakter yang khas, yaitu kehidupan di alam terbuka dan kedekatan sumber air.
Awalnya, manusia purba pada masa praaksara hidup secara berpindah-pindah, Adjarian.
Hingga kemudian perkembangan pada manusia purba membuat pola huniannya berubah.
Secara umum, pola hunian manusia purba pada masa praaksara mempunyai keterkaitan dengan mata pencaharian manusia purba.
Lalu, bagaimana pola hunian pada masa praaksara?
Yuk, simak pembahasannya!
"Pola hunian pada masa praaksara berkaitan dengan mata pencaharian dari manusia purba."
Pola hunian pada masa praaksara berbeda-beda dan terbagi ke dalam tiga periode.
Pola hunian tersebut mengalami perubahan akibat berubahnya mata pencaharian manusia purba saat itu, Adjarian.
Pola hunian pada masa praaksara, yaitu:
Baca Juga: 2 Tahap Perkembangan Revolusi Teknologi Masa Praaksara
1. Masa Berburu dan Meramu
Pada masa berburu dan meramu, kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan bahan di alam masih terbatas.
Hal ini membuat pada masa ini, pola hunian manusia purba masih perpindah-pindah atau nomaden.
Sebab, manusia purba masih hidup dengan mengumpulkan dan mencari makanan di berbagai tempat.
Tempat tinggal meraka akan selalu berpindah mengikuti banyaknya sumber daya makanan di wilayah tersebut.
Nah, manusia purba pada masa ini umumnya tinggal di gua alam dan pinggir pantai yang dekat dengan bahan makanan.
Jadi, setelah bahan makanan di tempat tinggalnya telah menipis, manusia purba akan berpindah ke tempat lain yang masih memiliki banyak bahan makanan.
2. Masa Bercocok Tanam
Pada masa ini, kemampuan berpikir manusia purba sudah mulai terasah.
Hal ini ditandai dengan adanya kemampuan manusia purba dalam mengolah makanan sendiri atau disebut food producing.
Mata pencaharian manusia purba pada masa bercocok tanam adalah sebagai petani yang menghasilkan makanan dengan cara bercocok tanam.
Baca Juga: Mengenal Konsep Ruang pada Hunian Masyarakat Praaksara
Manusia purba sudah mulai bisa membuka lahan serta menanam sayur dan buah demi mencukupi kebutuhan hidupnya.
Saat masuk ke masa bercocok tanam, pola hunian manusia purba juga mengalami perubahan, Adjarian.
Tempat tinggal mereka tidak lagi berpindah-pindah, tetapi mulai menetap di dekat lahan yang sedang mereka tanami.
Pemilihan tempat tinggal ini juga biasanya dipengaruhi oleh dekatnya sumber air dengan tanaman yang diolah.
3. Masa Perundagian
Kata perundagian diambil dari kata undagi, yaitu seseorang yang mempunyai keterampilan jenis usaha.
Keterampilan ini bisa berupa keterampilan dalam membuat gerabah, kayu, logam, perhiasan, dan batu.
Manusia purba yang hidup pada masa perundagian tidak hanya melakukan kegiatan bercocok tanam.
Akan tetapi juga mempunyai mata pencaharian lain sebagai perajin tanah liat, perajin logam, dan pedagang.
Mulai adanya kemampuan dalam mengatur kehidupan ekonomi, membuat pola hunian manusia purba pada masa perundagian mengalami perkembangan.
Pola hunian yang diterapkan adalah sistem menetap dengan adanya pembagian kawasan.
Baca Juga: 3 Corak Hidup Masyarakat Praaksara
Manusia purba mulai terbagi ke dalam beberapa kelompok sesuai keahliannya, seperti kelompok undagi, pedagang, petani, dan lainnya.
O iya, pola hunian masa perundagian disebut juga sebagai prototype dari pola hunian manusia modern saat ini.
"Pola hunian manusia purba pada masa praaksara berbeda beda tergantung masanya, mulai dari masa berburu dan meramu, bercocok tanam, serta perundagian."
Itu dia pola hunian pada masa praaksara yang dilakukan oleh manusia purba, Adjarian.
Coba Jawab! |
Bagaimana pola hunian manusia purba pada masa berburu dan meramu? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk., Kemendikbud Tahun 2017.
Yuk, tonton juga video ini!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR