adjar.id - Tembang macapat adalah karya sastra Jawa yang berbentuk puisi tradisional rakyat yang memiliki nada.
Secara umum, lirik-lirik tembang macapat memiliki makna kehidupan.
Oleh sebab itu, dalam masyarakat Jawa tembang macapat banyak digunakan oleh orang tua untuk menasihati anak-anaknya dan sebagai nyanyian pengantar tidur.
Nah, dalam tembang macapat terdapat paugeran atau aturan yang dibagi menjadi tiga, yaitu guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan.
Yuk, kita pelajari guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan!
"Tembang macapat merupakan puisi tradisional rakyat Jawa yang memiliki nada khas, dengan lirik-lirik tentang makna kehidupan."
1. Guru Gatra
Guru gatra adalah jumlah baris dalam satu bait pada tembang macapat.
Bait tembang macapat adalah satu kesatuan tembang macapat yang terdiri atas beberapa baris.
Tembang macapat banyak yang memiliki empat baris kalimat atau empat guru gatra.
2. Guru Lagu
Baca Juga: 11 Tembang Macapat: Pengertian, Aturan, Jenis-Jenis, dan Maknanya
Guru lagu adalah jatuhnya suara vokal pada akhir kata dalam setiap baris, yaitu a, i, u, e, o.
Dalam bahasa jawa (a, i, u, e, o) disebut dengan dong dinge swara.
3. Guru Wilangan
Guru wilangan adalah jumlah suku kata atau wanda dalam setiap baris yang dihitung pada banyaknya kecap kata.
Misalnya, tembang dengan guru wilangan 12, 8, 8, 8, 8, memiliki arti bahwa baris pertama tembang terdiri dari 12 suku kata, baris kedua 8 suku kata, dan seterusnya.
"Paugeran atau aturan tembang macapat dibagi menjadi tiga, yaitu guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan."
Nah, itulah paugeran atau aturan tembang macapat.
Coba Jawab! |
Apa itu tembang macapat? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sastri Jawa SMA/SMK/MA/MAK Kelas X Karya Drs. Bambang Purnomo, Ms, dkk.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Grid Kids,Adjar.id |
Penulis | : | Mumtahanah Kurniawati |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR