Di sisi lain, para penguasa lokal juga membutuhkan sumber pendapatan dari pembayaran saudagar.
Selain itu juga akses ke berbagai komoditas perdagangan, seperti perak, rempah-rempah, emas, kain, dan lain sebagainya.
Hubungan ini jugalah yang mencerminkan keragaman agama, etnis, dan budaya di Nusantara saat itu.
Para saudagar ini umumnya berasal dari bangsa yang berbeda, seperti Tiongkok, India, Arab, Persia, dan lain sebagainya.
Mereka inilah yang membawa pengaruh penyebaran agama di Nusantara, seperti agama Hindu, Buddha, Islam, dan lainnya.
Para penguasa lokal di Nusantara juga memiliki latar belakang yang beragam, seperti penguasa kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Mataram, dan lainnya.
Mereka melakukan interaksi dan beradaptasi dengan saling menghormati dan menjunjung toleransi.
Walaupun hubungan antara saudagar dan penguasa lokal di Nusantara sebelum datangnya bangsa Eropa masih bersifat kooperatif dan harmonis.
Akan tetapi, itu tidak berarti tidak adanya konflik atau persaingan di dalamnya.
Ada beberapa faktor yang menjadi tantangan dan perubahan dalam hubungan saudagar dan penguasa lokal, yaitu:
1. Perubahan politik di Nusantara
Baca Juga: Jawab Soal Alasan Lisabon Cepat Berkembang Menjadi Pusat Perdagangan Rempah-Rempah di Eropa
2. Perubahan agama di Nusantara
3. Kedatangan bangsa Eropa di Nusantara
Nah, itulah pembahasan soal dinamika hubungan saudagar dan penguasa lokal di Nusantara sebelum datangnya bangsa Eropa yang busa menjadi referensi, Adjarian.
---
Sumber: Buku Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI karya Martina Safitry, dkk.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | AdjarID |
KOMENTAR