adjar.id - Dalam ilmu sosial, ada berbagai jenis ilmu di dalamnya, termasuk ilmu antropologi.
Ilmu antropologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang manusia.
Ilmu antropologi diartikan juga sebagai disiplin ilmu yang mempelajari manusia dari berbagai aspek, termasuk asal-usul, perkembangan, kebiasaan, budaya, sosial, dan fisik.
Tujuan utama ilmu antropologi adalah untuk memahami keberagaman manusia, baik dalam bentuk fisik maupun budaya.
Selain itu, juga tentang cara-cara manusia berinteraksi dalam masyarakat dan lingkungannya.
Nah, ilmu antropologi terbagi menjadi dua bidang utama, yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.
Dalam praktiknya, antropologi menggunakan metode penelitian lapangan.
Metode tersebut melibatkan pengamatan langsung, wawancara, serta pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Ilmu antropologi memiliki sejarah perkembangan sebagai ilmu pengetahuan, Adjarian.
Berikut sejarah perkembangan ilmu antropologi.
"Ilmu antropologi mencoba untuk memahami beragam cara hidup manusia dan memberikan wawasan tentang evolusi manusia."
Baca Juga: Cabang-Cabang Ilmu Antropologi, Materi Antropologi Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Sejarah perkembangan ilmu antropologi terbagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap Pertama
Tahap pertama perkembangan ilmu antropologi terjadi pada abad ke-15 sampai 18 Masehi.
Tahap ini terjadi saat bangsa Eropa mulai melakukan penjajahan dunia dan mendatangi suku serta wilayah lain.
Wilayah yang paling banyak dikunjungi oleh bangsa Eropa adalah wilayah di benua Asia, Amerika, dan Afrika.
Proses penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa kemudian menghasilkan berbagai bentuk laporan.
Laporan ini tidak hanya dalam bentuk tulisan dari penjelajah, tetapi juga ditulis oleh musafir, pegawai kolonial, pendeta, dan pelaut.
Bangsa Eropa sangat tertarik dengan pembuatan laporan itu, karena mereka menemukan perbedaan adat, ciri fisik, dan susunan masyarakat dari benua lain.
Nah, di akhir abad ke-18, bahan etnografi sudah mulai menjadi pusat perhatian dari para ilmuwan Eropa.
Akhirnya, para ilmuwan mulai melakukan berbagai bentuk upaya dalam mengintegrasikan bahan etnografi di seluruh dunia menjadi satu.
2. Tahap Kedua
Baca Juga: 5 Karakteristik Ilmu Antropologi, Materi Antropologi Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Tahap kedua berlangsung pada pertengahan abad ke-19.
Pada tahap ini, cabang ilmu antropologi sudah mulai melakukan berbagai kajian terhadap masyarakat dan kebudayaan primitif.
Kajian itu dilakukan untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi tentang sejarah evolusi dan penyebaran kebudayaan manusia.
Pada tahap kedua tersebut, bahan etnografi mulai bermunculan yang didasari oleh cara berpikir difusi dan evolusi.
3. Tahap Ketiga
Tahap ketiga dimulai pada awal abad ke-20.
Pada tahap ini, antropologi mulai melakukan berbagai bentuk kajian tentang masyarakat dan kebudayaan suku bangsa di Indonesia.
Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kepentingan dari pemerintah kolonial.
Kajian tahap ketiga ini mempunyai tujuan untuk bisa memahami masyarakat saat ini yang semakin kompleks.
Tahap ini juga memiliki keterkaitan dengan kekuasaan negara penjajah Eropa yang semakin kuat di wilayah jajahannya.
4. Tahap Keempat
Tahap keempat terjadi setelah tahun 1930 yang ditandai dengan perubahan penting.
Perubahan tersebut adalah hilangnya bangsa primitif dan munculnya sikap antipati terhadap kolonialisme.
Ilmu antropologi pada tahap ini seperti kehilangan objek kajiannya dan pengembangannya karena adanya perubahan itu.
Hingga akhir, pada tahap ini jugalah antropologi menetapkan tujuan barunya.
Tujuan ilmu antropologi pada fase keempat ini adalah untuk mempelajari manusia secara umum dan berbagai kebudayaan yang dihasilkan manusia.
"Sejarah perkembangan ilmu antropologi terbagi menjadi tahap pertama, tahap kedua, tahap pertama, dan tahap keempat."
Demikianlah sejarah perkembangan ilmu antropologi yang dimulai pada tahap pertama pada abad ke-15 sampai 18.
Coba Jawab! |
Apa tujuan utama dari ilmu antropologi? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Antropologi untuk SMA kelas XI karya Okta Hadi Nurcahyono.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR