adjar.id - Floem merupakan jaringan pengangkut yang memainkan peran penting dalam mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Dalam artikel ini, akan dibahas secara lengkap tentang floem, termasuk fungsi, struktur, dan komponen penyusunnya.
Memahami hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya floem dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Floem memiliki peran utama dalam mengangkut zat makanan yang diproduksi melalui proses fotosintesis dari daun ke bagian-bagian lain tumbuhan.
Ini termasuk glukosa, nutrisi, hormon, dan senyawa lain yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dengan demikian, floem memastikan bahwa semua sel tumbuhan menerima pasokan makanan yang cukup untuk menjalankan fungsi-fungsinya.
Floem terdiri dari berbagai komponen yang bekerja sama dalam proses transportasi zat makanan. Berikut adalah struktur dan komponen penyusun floem:
Unsur tapis merupakan bagian floem yang terdiri dari sel-sel panjang dengan ujung-ujung berpori yang disebut lempeng tapis.
Sel-sel lempeng tapis saling berlekatan dengan sel di atas atau di bawahnya, membentuk pembuluh. Porositas pada lempeng tapis memungkinkan plasmodesmata, jalur komunikasi antar sel, untuk menghubungkan unsur tapis satu dengan yang lainnya.
Sel pengiring adalah untaian sel hidup yang menyerupai parenkim. Sel pengiring memiliki nukleus, plastida, dan plasmodesmata yang bercabang. Fungsinya adalah memfasilitasi proses keluar dan masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
Serat floem dapat berupa sel hidup atau sel mati. Sel hidup berperan sebagai cadangan makanan pada tumbuhan, sementara sel mati memberikan dukungan struktural.
Parenkim floem merupakan bagian floem yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat tepung, lemak, dan zat-zat organik lainnya. Sel-sel parenkim floem terletak di bagian buluh tapis dan tetap hidup.
Baca Juga: Jawaban Soal Biologi Kelas XI, Ciri-ciri Jaringan Meristem
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR