adjar.id - Airbag merupakan salah satu fitur keselamatan yang paling penting dalam kendaraan saat ini.
Airbag dirancang untuk melindungi pengemudi dan penumpang dalam kecelakaan dengan memberikan perlindungan tambahan saat tabrakan terjadi.
Namun, apakah adjarian tahu bagaimana airbag muncul dan berkembang menjadi fitur yang penting dalam industri otomotif? Yuk kita mengenal sejarah airbag di kendaraan.
Ide untuk menciptakan airbag pertama kali muncul pada tahun 1940-an.
Walter Linderer, seorang insinyur Jerman, mengajukan paten untuk sebuah perangkat yang menggunakan udara bertekanan untuk melindungi pengemudi saat terjadi kecelakaan.
Namun, teknologi saat itu belum cukup matang untuk diimplementasikan secara luas.
Kemajuan yang signifikan dalam teknologi airbag terjadi pada tahun 1960-an.
Pada tahun 1967, sebuah tim insinyur di General Motors (GM) yang dipimpin oleh Robert H. Rafferty berhasil mengembangkan prototipe airbag yang menggunakan sensor untuk mendeteksi tabrakan dan mengaktifkan airbag dengan cepat.
GM kemudian memperkenalkan airbag sebagai fitur opsional pada beberapa model mobil mereka pada awal 1970-an.
Pada tahun 1984, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) di Amerika Serikat mengharuskan mobil-mobil produksi massal dilengkapi dengan sabuk pengaman dan airbag sebagai standar keselamatan.
Langkah ini merupakan langkah penting dalam mengurangi tingkat cedera dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas.
Baca Juga: Mengapa Mobil Pemadam Kebakaran Berwarna Merah?
Seiring berjalannya waktu, teknologi airbag terus mengalami inovasi dan perkembangan.
Pada tahun 1990-an, airbag samping diperkenalkan untuk memberikan perlindungan tambahan pada sisi kendaraan saat terjadi tabrakan dari samping.
Pada tahun 1998, General Motors menjadi produsen pertama yang meluncurkan airbag yang menggunakan sistem deteksi penumpang untuk mengatur kecepatan dan tekanan pengisian airbag.
Perlindungan anak-anak dalam kendaraan juga menjadi perhatian penting.
Pada tahun 1995, airbag yang dapat dinonaktifkan secara manual diperkenalkan untuk menghindari bahaya pengisian airbag yang terlalu keras pada anak-anak yang duduk di kursi penumpang depan.
Teknologi airbag terus berkembang dengan fitur-fitur yang semakin canggih. Saat ini, ada airbag yang dirancang khusus untuk melindungi bagian kepala, dada, dan lutut.
Selain itu, sistem penginderaan tabrakan yang lebih sensitif dan kemampuan komunikasi antara kendaraan dan infrastruktur jalan juga menjadi fokus pengembangan airbag masa depan.
Keberadaan airbag dalam kendaraan memiliki sejumlah keuntungan yang signifikan.
Pertama, airbag dapat mengurangi risiko cedera serius atau bahkan kematian dalam kecelakaan lalu lintas.
Saat tabrakan terjadi, airbag secara instan mengisi ruang antara pengemudi atau penumpang dengan bagian keras di dalam kendaraan, seperti kemudi, dashboard, atau panel instrumen, yang dapat mengurangi dampak fisik yang ditimbulkan oleh tabrakan tersebut.
Selain itu, airbag juga membantu mencegah cedera kepala, leher, dan dada dengan menyerap energi kinetik yang dihasilkan saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba. Hal ini sangat penting dalam melindungi bagian tubuh yang rentan terhadap cedera serius.
Baca Juga: Siapa Penemu Mobil Pertama di Dunia?
Namun, ada juga beberapa dampak yang perlu diperhatikan terkait penggunaan airbag. Pertama, airbag yang mengembang dengan cepat dan kuat dapat menyebabkan cedera ringan seperti memar atau goresan pada kulit atau wajah.
Oleh karena itu, penting untuk mengikatkan sabuk pengaman dengan benar dan menjaga jarak aman antara pengemudi atau penumpang dengan airbag.
Selain itu, biaya perawatan dan penggantian airbag yang rusak dalam kecelakaan dapat menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
Airbag yang mengalami pengisian atau aktivasi dalam tabrakan perlu diganti dan diperbaiki oleh teknisi yang terlatih, yang dapat menimbulkan biaya tambahan.
Seiring dengan perkembangan teknologi di industri otomotif, airbag terus mengalami inovasi dan peningkatan. Pada masa depan, diperkirakan bahwa airbag akan semakin cerdas dan adaptif.
Teknologi sensor yang lebih canggih akan digunakan untuk mendeteksi kondisi pengemudi, seperti kelelahan atau gangguan kesehatan, dan mengatur respons airbag sesuai dengan kebutuhan spesifik dalam situasi tersebut.
Selain itu, perkembangan dalam bidang kendaraan otonom dan komunikasi antara kendaraan juga berpotensi untuk memperbaiki respons airbag.
Informasi yang diperoleh dari sistem kendaraan cerdas dapat membantu memprediksi tabrakan atau bahaya potensial dengan lebih akurat, memungkinkan airbag untuk bereaksi lebih efektif dan optimal.
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR