adjar.id - Kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia sangatlah banyak, salah satunya adalah Kerajaan Singasari.
Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok yang sekaligus menjadi raja pertama di abad ke-13 Masehi, Adjarian.
Sebagai raja pertama, Ken Arok mendapat gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi.
Nah, puncak kejayaan dari Kerajaan Singasari ini terjadi pada tahun 1272 sampai 1292 pada masa pemerintahan Raja Ketanegara.
Raja Kertanegara merupakan raja terakhir Kerajaan Singasari. Sosoknya dikenal sebagai raja yang pintar dalam bidang ekonomi, keagamaan, dan politik.
Pada masa kejayaannya, Kerajaan Singasari berhasil menguasai seluruh Jawa, Kalimantan Barat, Bali, Maluku, dan Pulau Gurun di timur Indonesia.
Namun, selain membawa Kerajaan Singasari ke masa kejayaan, Raja Kertanegara juga membawa keruntuhan bagi Kerajaan Singasari.
Runtuhnya Kerajaan Singasari terjadi karena lemahnya pertahanan kerajaan akibat raja dan jajarannya yang terlalu sibuk melakukan ekspedisi ke luar Jawa.
Selama berdiri, Kerajaan Singasari meninggalkan berbagai peninggalan bersejarah, Adjarian.
Berikut macam-macam peninggalan Kerajaan Singasari.
"Kerajaan Singasari berdiri pada abad ke-13 Masehi di daerah Singasari, Malang, Jawa Timur."
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah Raja dan Masa Kejayaan
1. Candi Kidal
Candi Kidal adalah peninggalan Kerajaan Singasari yang dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap raja kedua Kerajaan Singasari, yaitu Raja Anusapati.
Jika dilihat dari segi arsitekturnya, Candi Kidal ini sangat kental dengan budaya Jawa Timur.
2. Candi Singasari
Candi Singasari memiliki bentuk bujur sangkar yang terletak di Desa Candirenggo, Singasari, Malang.
Candi Singasari ini menjadi tempat peristirahatan bagi Raja Kertanegara, Adjarian.
Seluruh candi terdiri dari atas yang berbentuk limas, tubuh candi yang ramping, kaki yang tinggi, dan tingkat bawah yang tingginya dua meter.
3. Candi Jago
Candi Jago menurut Kitab Negarakertagama dan Kitab Pararaton dibangun atas perintah dari Raja Ketanegara.
Pembangunan Candi Jago ini dilakukan Raja Kertanegara sebagai bentuk penghormatan terhadap ayahnya, yaitu Ranggawuni atau Sri Jaya Wisnuwardhana.
4. Prasasti Singasari
Baca Juga: Perkembangan Politik, Pemerintahan, dan Agama pada Kerajaan Singasari
Prasasti Singasari ditemukan di Singasari, Malang, Jawa Timur dan diperkirakan dibuat pada tahun 1352 Masehi.
Prasasti ini ditulis untuk mengenang proses pembangunan candi pemakaman saat berada di bawah pimpinan Gajah Mada.
5. Prasasti Wurare
Prasasti Wurare merupakan prasasti yang ditulis dengan bahasa Sanskerta yang isinya tentang penghormatan terhadap Raja Kertanegara.
Raja Kertanegara dalam prasasti ini dituliskan dianggap oleh para keturunannya sudah mencapai derajat Jina atau Buddha Agung.
Selain itu, Prasasti Wurare juga menceritakan tentang Arya Bharad yang membelah tanah Jawa menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Jenggala.
Hal ini dilakukan Arya Bharad untuk menghindari terjadi perang antara dua pangeran yang memperebutkan kekuasaan kerajaan.
6. Prasasti Mula Malurung
Prasasti Mula Malurung menjadi bukti dari berdirinya Kerajaan Singasari.
Prasasti ini berbentuk lempengan tembaga yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertanegara.
Prasasti ini juga dikenal sebagai piagam untuk mengesahkan Desa Mula dan Desa Malurung.
Baca Juga: 7 Sumber Sejarah Kerajaan Kediri
7. Arca Joko Dolog
Arca Joko Dolog merupakan perwujudan dari raja terakhir Kerajaan Singasari, yaitu Raja Kertanegara.
Bahkan beberapa umat Buddha masih memanfaatkan Arca Joko Dalog sebagai tempat ibadah.
Masih banyak umat Budhha yang bersembahyang di depan Arca Joko Dolog, terutama para penganut Buddha Tantrayana.
"Peninggalan Kerajaan Singasari di antaranya Candi Kidal, Candi Singasari, Candi Jago, Prasasti Singasari, Prasasti Wurare, Prasasti Mula Malurung, dan Arca Joko Dolog."
Nah, itulah tujuh bentuk peninggalan Kerajaan Singasari yang merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Jawa Timur.
Coba Jawab! |
Siapa raja yang berhasil membawa Kerajaan Singasari ke puncak kejayaan? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X karya Restu Gunawan, dkk.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR