adjar.id - Proses akulturasi budaya terjadi hampir di seluruh wilayah di dunia.
Akulturasi budaya menjadi sebuah bentuk penyeimbang dari kehidupan masyarakat agar lebih berjalan dengan baik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi budaya adalah suatu proses sosial yang muncul karena masuknya unsur budaya asing dan terjadi secara terus menerus.
Hal ini yang kemudian menyebabkan unsur budaya asing tersebut lama kelamaan dapat diterima dan menjadi bagian dari budaya setempat.
Akulturasi budaya umumnya terjadi antara dua budaya yang berbeda serta saling menyatu dalam keserasian.
Perpaduan antara dua budaya tersebut bisa menghasilkan budaya baru dengan tetap menjaga unsur-unsur dari kebudayaan lama, Adjarian.
Umumnya, akulturasi budaya terjadi antara masyarakat penduduk asli suatu daerah dengan pendatang dari daerah lain.
Bidang-bidang dalam masyarakat yang sering mengalami akulturasi, di antaranya gaya berbusana, arsitektur, dan kuliner.
Nah, berikut macam-macam faktor penyebab terjadinya proses akulturasi budaya.
"Akulturasi budaya terjadi ketika budaya asing masuk ke suatu tempat yang sudah memiliki budaya asli dan keduanya saling berinteraksi dalam waktu yang lama."
Baca Juga: Pengertian dan Tantangan Akulturasi dan Asimilasi
Dilihat dari proses terjadinya akulturasi budaya, ada beberapa faktor penyebab yang memengaruhinya, yaitu:
1. Subtitusi
Penyebab proses akulturasi budaya adalah subtitusi karena akulturasi budaya akan menggantikan budaya yang lama dengan unsur kebudayaan baru.
Misalnya budaya komunikasi di zaman dulu yang masih menggunakan surat, tetapi di zaman sekarang juga menggunakan gadget.
Jika pada zaman dahulu untuk memanggil warga perlu menggunakan kentongan, maka saat ini proses tersebut dilakukan menggunakan aplikasi pesan singkat.
2. Adisi
Adisi adalah proses percampuran antara budaya lama dengan budaya baru yang mengarahkan masyarakat menuju kemudahan dan kemutakhiran.
Misalnya, zaman dahulu masyarakat menggunakan tenaga hewan sebagai sarana transportasi, seperti menggunakan kuda.
Akan tetapi, di zaman sekarang ada beragaman sarana transportasi yang lebih memudahkan masyarakat, seperti kendaraan umum, mobil, motor, pesawat, dan lainnya.
3. Sinkretisme
Sinkretisme adalah percampuran dua unsur budaya, yaitu budaya lama dan budaya baru.
Baca Juga: 3 Contoh Akulturasi Kebudayaan Islam dalam Bidang Kesenian
Misalnya sebelum masuknya agama Islam ke Indonesia, zaman dahulu penduduk Indonesia menganut agama Hindu-Buddha.
Saat Islam masuk ke Indonesia, terjadilah akulturasi keyakinan, seperti ajaran Islam dengan sistem kepercayaan kejawen.
4. Originasi
Originasi adalah unsur kebudayaan masuk dan benar-benar baru pertama kali.
Jadi saat unsur budaya baru masuk, hal itu akan membuat terjadinya berbagai perubahan yang menonjol.
Misalnya, ketika listrik pertama kali masuk ke perkampungan yang sebelumnya tidak ada listrik di wilayah tersebut.
Hal ini akan membuat terjadinya perubahan perilaku masyarakat setempat secara mendasar.
Tidak hanya bisa mendapatkan cahaya, listrik yang masuk juga membuat masyarakat bisa menikmati televisi, mendengar radio, dan lain sebagainya.
5. Dekulturasi
Dekulturasi adalah akulturasi budaya yang terjadi karena proses hilangnya unsur-unsur kebudayaan lama dan berganti dengan unsur kebudayaan baru.
Misalnya, pada zaman dahulu masyarakat menggunakan lesung untuk mengolah hasil panen agar bisa ditanak.
Baca Juga: 5 Contoh Hasil Akulturasi Kebudayaan Hindu-Buddha dengan Kebudayaan Nusantara
Akan tetapi saat ini setelah proses panen dapat langsung diproses dengan menggunakan mesin penggiling yang lebih efisien.
"Faktor penyebab terjadinya proses akulturasi budaya, terdiri atas subtitusi, adisi, sinkretisme, originasi, dan dekulturasi."
Nah, itulah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya proses akulturasi budaya dalam masyarakat.
Coba Jawab! |
Mengapa subtitusi termasuk faktor yang menyebabkan terjadinya proses akulturasi budaya? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII karya Bondet Wrahatnala.
Tonton juga video berikut ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR