Akhirnya dengan berat hati, Mande Rubayah mengizinkan anaknya pergi.
Hari demi hari berlalu, setelah bertahun-tahun menunggu anaknya, suatu hari Mande Rubayah mendengar kabar dari tetangga bahwa sebuah kapal besar berlabuh di dekat desa dan bahwa kapal besar yang indah itu milik Malin Kundang dan istrinya.
Mande Rubayah segera pergi menemui anaknya.
“Anakku, Malin, kamu akhirnya kembali sayang,” seru Mande bahagia melihat Malin Kundang dan istrinya yang sangat cantik berjalan keluar dari kapal.
Tanpa diduga, Malin mengguncang dan mendorong ibunya menjauh darinya.
Ketika istrinya bertanya siapa wanita tua itu, dia menjawab dengan panik, “Dia adalah seorang pengemis tua yang ingin meminta sebagian kecil dari kekayaan kita!”
Mande Rubayah benar-benar kaget dan kesal. Dia berlutut, memeluk kaki putranya.
Merasa malu pada istrinya, Malin segera menendang ibunya dan berkata, “Pergilah pengemis tua! Aku bukan anakmu.”
Mendengar itu, Mande Rubayah menangis tersedu-sedu.
Dia meninggalkan putranya sambil berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhan, jika saya salah dan bahwa dia bukan anak saya, tolong maafkan dia. Namun, jika dia adalah anakku, Malin Kundang, aku mohon kebenaranmu.”
Tidak lama setelah Mande Rubayah berdoa, hujan deras turun ke bumi, badai besar mengguncang kapal Malin dan guntur dahsyat menghantam kapalnya.
Baca Juga: Jawab Soal No. 15, Bahasa Inggris Kelas XI Kurikulum Merdeka Concluding Section 1
Keesokan harinya, orang melihat batu berbentuk manusia berlutut di garis pantai. Orang-orang percaya bahwa Malin Kundang-lah yang bersujud meminta maaf kepada ibunya.
Nah, itulah terjemahan transkrip teks listening, materi Bahasa Inggris Kelas X SMA/MA bagian Concluding Section 1.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR