adjar.id - Tradisi Islam di Nusantara merupakan bentuk peninggalan zaman Islam yang berkembang di Nusantara sejak abad 8 M.
Masuknya Islam ke Nusantara melalui beberapa cara, di antaranya dengan cara perdagangan dan aktivitas dakwah yang dilakukan ulama.
Awalnya, ajaran Islam mengalami benturan dengan adat istiadat yang sudah dianut oleh masyarakat pada saat itu.
Namun, akhirnya terjadi penyesuaian antara ajaran Islam dengan adat istiadat masyarakat yang menghasilkan tradisi Islam di Nusantara, Adjarian.
Percampuran antara ajaran Islam dengan adat istiadat masyarakat setempat menjadikan budaya masyarakat semakin kaya dan beragam.
O iya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisi merupakan adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Sampai saat ini, tradisi Islam masih dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia.
Apa saja contohnya?
"Proses akulturasi antara budaya Islam dengan adat istiadat masyarakat menghasilkan tradisi Islam di Nusantara."
Beberapa tradisi Islam yang ada di Nusantara sejak zaman perkembangan kerajaan Islam, yaitu:
1. Tradisi Sekaten
Baca Juga: 3 Contoh Akulturasi Kebudayaan Islam dalam Bidang Kesenian
Tradisi sekaten adalah tradisi islam yang dilaksanakan oleh Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.
Tujuan dari adanya tradisi sekaten ini adalah untuk mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad saw.
Awalnya tradisi sekaten ini dipelopori oleh Sunan Bonang, yaitu salah satu Wali Songo.
Saat itu, Sunan Bonang mengumpulkan masyarakat dengan tujuan menyampaikan dakwah Islam.
Setelah berkumpul, masyarakat kemudian disuguhi dengan penampilan gamelan yang disela-sela pukulannya diselingi dengan pembacaan dua kalimat syahadat secara bersama-sama.
Peristiwa inilah yang kemudian memunculkan lahirnya tradisi sekaten yang asalnya dari kata syahadat.
2. Tradisi Halalbihalal
Tradisi halalbihalal umumnya dilaksanakan setelah umat Islam selesai melaksanakan ibadah puasa Ramadan atau pada Hari Raya Idulfitri.
Tradisi ini dilakukan dengan saling bermaaf-maafan dengan keluarga dan teman.
Tradisi halalbihalal mulai dilakukan sejak tahun 1948 di Indonesia, saat itu Presiden Soekarno memanggil KH Wahab Chasbullah ke Istana Negara.
Kedatangan KH Wahab Chasbullah ini bertujuan untuk dimintai pendapat tentang ketegangan yang terjadi di pemerintahan.
Baca Juga: Jenis Seni Sastra Hasil Akulturasi Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Nusantara
KH Wahab Chasbullah kemudian memberikan saran agar dilaksanakan silaturahmi karena saat itu akan masuk hari Idulfitri 1367 H.
Acara silaturahmi tersebut disetujui oleh Soekarno yang kemudian disebut dengan halalbihalal.
3. Tradisi Kupatan
Tradisi kupatan ini merupakan salah satu tradisi yang dilakukan menjelang datangnya Hari Raya Idulfitri.
Umumnya masyarakat akan berkumpul di suatu tempat, misalnya di masjid untuk mengadakan selamatan.
Nah, hidangan yang disediakan saat selamatan itu didominasi oleh kupat atau ketupat, Adjarian.
Sampai saat ini, ketupat masih menjadi makanan khas saat Idulfitri atau Lebaran tiba.
Pada zaman dahulu, tradisi kupatan ini menjadi salah satu sarana bagi para wali menyiarkan agama Islam.
4. Tradisi Sesaji Rewanda
Tradisi sesaji rewanda merupakan salah satu tradisi yang dilakukan sebagai bentuk syukur terhadap rezeki yang telah diberikan Allah Swt.
Selain itu, tradisi ini juga untuk mengenang perjuangan Sunan Kalijaga dalam membangun Masjid Demak.
Baca Juga: Peranan Para Ulama dalam Proses Integrasi pada Masa Islam di Nusantara
Tradisi sesaji rewanda ini umumnya diadakan di hari ketiga Idulfitri. Di momen tersebut warga akan membawa gunungan makanan, Adjarian.
Makanan yang dibawa tersebut berisikan sego kethek (nasi monyet), hasil bumi, buah-buahan, lepet, dan ketupat yang berasal dari Kampung Kandri menuju Goa Kreo.
5. Tradisi Grebeg Syawal
Tradisi grebeg syawal biasanya dilaksanakan setelah salat id atau di hari pertama bulan Syawal.
Tradisi grebeg syawal ini adalah bentuk wujud kedermawanan dari sultan terhadap rakyat di Yogyakarta.
Tradisi ini dilakukan dengan mengarak gunungan hasil bumi dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Agung Kauman.
Setelah tiba di Masjid Agung Kauman, gunungan hasil bumi ini akan diperebutkan oleh warga.
"Tradisi Islam di Nusantara antara lain tradisi sekaten, tradisi kupatan, tradisi halalbihalal, tradisi sesaji rewanda, dan tradisi grebeg syawal."
Itulah beberapa contoh tradisi Islam di Nusantara yang berkembang dan masih dilaksanakan sampai saat ini.
Coba Jawab! |
Siapa yang memelopori tradisi sekaten? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR