adjar.id - Pada buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia kelas XI Kurikulum Merdeka, Bab 1, halaman 10, terdapat soal seputar pola pengembangan paragraf.
Pada soal itu, kita diminta untuk menganalisis pola pengembangan paragraf, Adjarian.
Ada empat paragraf yang perlu kita tentukan jenis pola pengembangannya, yakni deduksi atau induksi.
Nah, berikut pembahasan soal tersebut.
Simak, yuk, untuk referensi!
Kerjakanlah latihan di bawah ini secara berkelompok. Satu kelompok terdiri atas 4-5 siswa!
2. Identifikasilah pola pengembangan paragraf deduksi atau induksi paragraf-paragraf di bawah ini!
a. Pemerintah lewat Kementerian Pertanian berniat menambah luas lahan sawah guna menciptakan ketahanan pangan nasional.
Hal ini dirasa penting karena banyak lahan pertanian yang mengalami alih fungsi.
Ketahanan pangan ini dirasa mendesak untuk segera dilakukan karena krisis yang melanda seluruh bangsa-bangsa di dunia akibat pandemi COVID-19. Setiap bangsa harus segera memenuhi kebutuhan pangannya sendiri dan tidak bisa bergantung pada impor dari bangsa lain.
Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang terutama menyangkut daerah mana di Indonesia yang layak untuk segera dibuka menjadi lahan pertanian baru.
Baca Juga: Jawab Soal Bahasa Indonesia Kelas XI Bab 1 Kurikulum Merdeka, Contoh Konjungsi
Pola pengembangan paragraf: Deduksi
b. Buah lokal dipercaya lebih sehat dan segar dibandingkan buah impor. Hal ini disebabkan buah impor yang masuk ke Indonesia memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pengirimannya.
Seperti buah apel yang diimpor dari Amerika. Mereka butuh waktu lebih dari tiga minggu untuk sampai ke Tanah Air.
Hanya dengan proses pengawetan buah tersebut akan tetap segar ketika sampai ke masyarakat Indonesia.
Dengan alasan itulah, mengonsumsi buah lokal dirasa lebih menyehatkan karena pastinya tidak ada unsur pengawet.
Pola pengembangan paragraf: Induksi
c. Gerakan mencintai barang dalam negeri semakin lantang digaungkan.
Buah dan sayur sebagai bagian dari kekayaan hayati Indonesia juga menjadi fokus gerakan.
Namun, sejumlah permasalahan masih terus mengganjal. Baru-baru ini Menteri Pertanian mengatakan bahwa tingkat konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih rendah.
Tingkat konsumsi buah lokal masyarakat Indonesia belum mencapai 40 kg per kapita setiap tahun, padahal seharusnya lebih dari 65 kg per kapita per tahun.
Permasalahan yang lain seperti volume produksi dari tingkat petani. Selama ini, produksi buah buahan lokal masih dari usaha yang bersifat pekarangan, bukan perkebunan besar.
Baca Juga: Jawab Soal Bahasa Indonesia Kelas XI Bab 1 Kurikulum Merdeka, Kegiatan 2 No. 3
Dengan kondisi tersebut, volume produksi buah-buahan lokal Indonesia juga menjadi terbatas.
Pola pengembangan paragraf: Deduksi
d. Kota Batu, Malang, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai penghasil apel.
Namun, ternyata kota sejuk di Kota Malang tersebut juga menghasilkan ketela khas yang sangat disukai oleh masyarakat Jepang, yaitu ketela ungu.
Para petani di Batu, Malang bahkan hampir setiap bulan mengekspor jenis umbi ini.
Masyarakat Jepang sangat suka mengonsumsi umbi ungu karena banyak manfaat kesehatan yang ada pada kandungan umbi ungu ini.
Beberapa manfaat mengonsumsi umbi ungu adalah bisa mencegah penyakit asma, kanker, bahkan diabetes.
Memang sangat luar biasa pada saat kita suka mengonsumsi produk makanan asing seperti beberapa jenis makanan cepat saji yang belum tentu sehat untuk tubuh kita.
Ternyata makanan produk lokal Indonesia disukai oleh orang Jepang. Jadi, tunggu apa lagi.
Mulailah mengonsumsi produk makanan lokal Indonesia karena ternyata banyak manfaat kesehatan yang kita dapatkan dari produk makanan lokal kita.
Pola pengembangan paragraf: Induksi
Baca Juga: Jawab Soal Pangan Lokal No. 2-5, Bahasa Indonesia Kelas XI Bab 1 Kurikulum Merdeka
Nah, itulah pembahasan soal analisis pola pengembangan paragraf.
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR