2. Si Miskin dan istrinya pergi ke Negara Antah Berantah di mana mereka diusir-usir karena pakaianya yang compang-camping dan terpaksa tinggal di hutan.
3. Istri Si Miskin hamil dan mengidam mangga dari kebun raja Negeri Antah Berantah. Si Miskin pun berupaya mengambilnya.
4. Setelah melahirkan anaknya berjenis kelamin laki laki dan diberi nama Marakarmah (anak yang lahir dalam kesulitan)
5. Si Miskin dan keluarganya tiba tiba menjadi kaya setelah menemukan tajau berisi emas.
6. Dengan emas tersebut, Si Miskin lalu mendirikan kerajaan Puspa Sari dan menamakan dirinya Maharaja Indera Angkasa.
Sementara isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. la kemudian memiliki anak kedua yang bernama Nila Kesuma.
7. Karena kekayaannya, kerajaan Puspa Sari mengundang iri kerajaan Antah Berantah, rajanya kemudian mengatur agar ahli nujum berbohong terhadap ramalannya dan mengatakan bahwa kedua anak itu akan membawa bencana.
8. Akhirnya Marakarmah dan Nila Kesuma diusir akibat ramalan palsu itu.
9. Di pengasingan Marakarmah dituduh mencuri dan dibuang ke laut. Sementara Nila Kesuma bertemu dan menikah dengan putera Mahkota kerajaan Palinggam Cahaya.
10. Marakarmah akhirnya mendarat dan bertemu dengan Cahaya Chairani yang ditawan para raksasa.
Mereka berhasil melarikan diri dan menumpang kapal, namun nahkoda kapal itu malah tertarik dengan Cahaya Chairani dan membuang Marakarmah ke laut lagi dan dimakan ikan.
Baca Juga: Jawab Soal Membandingkan Nilai Hikayat dan Cerpen, Bahasa Indonesia Kelas X Bab IV
11. Marakarmah berhasil keluar dari perut ikan dan bekerja pada Nenek Kebayan yang menjual bunga. Ia pun pada akhirnya bisa bertemu kembali dengan Cahaya Chairani.
12. Suatu hari, Marakarmah kemudian bertemu lagi dengan adiknya Nila Kusema.
13. Marakarmah lalu kembali ke orang tuanya yang lagi-lagi menjadi Si Miskin dan membantu membangun kembali kerajaannya.
14. Akhirnya, Marakarmah pergi ke negara mertuanya dan menggantikan mertuanya sebagai raja.
Nah, itulah pembahasan soal menganalisis gagasan-gagasan pokok "Hikayat Si Miskin".
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR