Menurut Damayanti dalam buku Pintar Sastra Indonesia, majas litotes adalah gaya bahasa berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Pengecilan kenyataan ini bertujuan untuk merendahkan diri dan bukan untuk menyindir.
Hal inilah yang membuat majas litotes berbeda dengan majas innuedo yang mengecilkan kenyataan untuk maksud menyindir, Adjarian.
Ciri-ciri majas litotes, yaitu:
1. Menggunakan bahasa kiasan yang memiliki pilihan kata dan menyamakan satu hal dengan hal lainnya.
2. Kalimat pada majas berniat untuk merendahkan diri dengan susunan kata yang halus.
3. Menggunakan kata-kata abstrak untuk menggambarkan tujuan dan maksud dari isi puisi dan cerita.
4. Mempunyai intonasi atau penekanan suara yang lebih rendah.
1. Besok jangan lupa mampir ke gubuk milikku, ya!
2. Saya saja yang bayar, harganya tidak seberapa jika dibanding dengan perjuanganmu.
3. Televisi rongsok itu menjadi penghiburku saat malam.
Baca Juga: 17 Contoh Kalimat Menggunakan Majas Hiperbola
4. Sudahlah, kemenangan tidak akan datang pada kita.
5. Warung ini hanya menjadi usaha kecil-kecilan bagi saya.
Nah, itulah pengertian, ciri-ciri, dan contoh majas litotes, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa yang membedakan majas litotes dengan majas innuedo? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR