Pada masa ini jugalah Sultan Agung memimpin penyerangan ke Batavia sebanyak dua kali untuk mengusir VOC dari Indonesia.
Penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung ini dilakukan di tahun 1628 dan 1629.
Pada masa pemerintahan Sultan Ageng jugalah diperkenalkan perayaan sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Selain itu, diadakan juga upacara grebek yang diadakan setiap 10 Dzullijah, 1 Syawah, dan 12 Rabiulawal.
Bentuk kegiatan dari upacara grebeg ini adalah mengarak gunungan dari keraton ke depan masjid agung.
4. Raden Mas Sayidin
Raden Mas Sayidin kemudian meneruskan pimpinan pemerintahan untuk menggantikan Sultan Agung.
Raden Mas Sayidin ini mendapat gelar Amangkurat 1.
Amangkurat 1 ini ternyata sangat lunak kepada Belanda yang membuat Kerajaan Mataram Islam mulai mengalami kemunduran.
Secara perlahan, wilayah-wilayah Kerajaan Mataram Islam semakin menyempit karena aneksasi yang dilakukan Belanda.
Hal ini dilakukan Belanda sebagai bentuk imbalan terhadap intervensi yang dilakukannya dalam pertentangan di keluarga kerajaan.
Baca Juga: Raja-Raja Terkenal di Kerajaan Samudera Pasai
Puncak kekacauan Kerajaan Mataram Islam terjadi saat pemberontakan Trunojoya yang merupakan putra penguasa Madura di tahun 1670-an.
Pada tahun 1677, Amangkurat I wafat dalam pelarian dan Adipati Anom yang merupakan putra Amangkurat I menjadi raja Kerajaan Mataram Islam.
Adipati Anom mendapat gelar Amangkurat II dan terpaksa harus menjalin kerjasama dengan VOC untuk menggagalkan usaha Trunojoyo.
Di tahun 1755 Kerajaan Mataram Islam melalui Perjanjian Giyanti terbagi menjadi dua kekuasan.
Kekuasaan ini terbagi menjadi Kasunanan Surakarta di Solo dan Kasultanan Ngayogyakarta di Yogyakarta.
"Raja yang pernah memimpin Kerajaan Mataram Islam adalah Danang Sutawijaya, Raden Mas Jolang, Sultan Agung, Amangkurat I, dan Amangkurat II."
Itulah daftar raja Kerajaan Mataram Islam.
Coba Jawab! |
Siapa raja yang berhasil membawa Kerajaan Mataram Islam mencapai masa kejayaan? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR