adjar.id - Dampak penjajahan Jepang di Indonesia terjadi di berbagai bidang, termasuk di bidang budaya dan pendidikan.
Penjajahan Jepang di Indonesia berlangsung dalam waktu yang lebih singkat dibanding penjajahan Belanda.
Jepang menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun yang berlangsung dalam konteks Perang Asia Timur Raya yang menjadi bagian Perang Dunia II.
Meski berlangsung singkat, yang dilakukan Jepang di Indonesia sejak 1942 sampai 1945 termasuk sebagai penjajahan.
Hal ini karena Jepang melakukan berbagai hal yang sifatnya eksploitatif dengan menguras kekayaan alam dan sumber daya manusia di Indonesia.
Tujuannya adalah untuk mengejar ambisi Jepang menguasai wilayah Asia Timur Raya, termasuk wilayah Asia Tenggara, Adjarian.
Pada 8 Maret 1942, Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati.
Peristiwa ini menjadi tanda berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia dan berganti dengan masa penjajahan Jepang.
Jepang sendiri masuk ke Indonesia secara bertahap dengan melakukan serangan demi serangan ke daerah yang kaya akan sumber daya alam.
Daerah serangan awal pasukan Jepang di Indonesia ialah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sumatra, dan pulau-pulau lainnya.
"Pada masa penjajahan Jepang, Jepang membagai Indonesia menjadi tiga wilayah pemerintahan, mulai dari Sumatra, Jawa dan Madura, serta Kalimantan."
Baca Juga: Jawab Soal Latih Uji Kompetensi tentang Masuknya Jepang ke Indonesia
Dampak Penjajahan Jepang di Bidang Budaya dan Pendidikan
Pada masa penjajahannya, Jepang ingin menghapus pengaruh Barat di Indonesia, termasuk dalam bidang budaya dan pendidikan.
Jepang sebagai gantikan mempromosikan bahasa mereka untuk menggantikan bahasa Belanda yang dilakukan melalui pendidikan.
Akan tetapi, karena kurangnya guru yang tersedia dan sedikitnya orang Indonesia yang bisa bahasa Jepang, akhirnya bahasa Indonesia yang kemudian digunakan secara luas.
Selain itu, berbagai karya sastra berbahasa Indonesia juga berkembang di masa penjajahan Jepang.
Karya sastra ini di antaranya berupa cerita bersambung, cerita pendek, dan sejak yang dimuat dalam media massa yang disponsori oleh Jepang.
Salah satu media massa yang disponsori oleh Jepang ialah Djawa Baroe.
Djawa Baroe ini memuat berbagai karya sastra dan juga propaganda yang dilakukan Jepang.
Selain itu juga memuat cerita rakyat, skenario film, esai, dan lain sebagainya.
Nah, dari segi pendidikan, Jepang menyederhanakan sistem persekolahan di Indonesia, Adjarian.
Jika pada masa Belanda pendidikan formal memiliki sistem persekolahan yang rumit dan diatur berdasarkan ras.
Baca Juga: Pembentukan Pemerintahan Militer Jepang saat Menjajah Indonesia
Di masa pendudukan Jepang semua berubah, terjadi penyeragaman ras sehingga terlihat lebih egaliter.
Jepang membagi sistem pendidikan di Indonesia menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sekolah Rakyat atau Kokkumin Gakko yang ditempuh selama enam tahun.
2. Sekolah Menengah Pertama atau Shoto Chu Gakko yang ditempuh selama tiga tahun.
3. Sekolah Menengah Atas atau Koto Chu Gakko yang ditempuh selama tiga tahun.
Selain tiga sistem pendidikan tersebut, pemerintah Jepang juga menyediakan sekolah kejuruan, sekolah guru, dan beberapa pendidikan tinggi.
Akan tetapi, sekolah-sekolah itu menjadi kurang efektif karena sedang berlangsungnya suasana perang.
Para pelajar dan mahasiswa diberikan latihan militer yang dianggap lebih penting bagi Jepang.
"Jepang pada masa penjajahannya menerapkan sistem pendidikan baru dengan menghapus sistem pendidikan Belanda."
Nah, itulah dampak penjajahan Jepang di bidang budaya dan pendidikan selama di Indonesia.
Coba Jawab! |
Mengapa bahasa Indonesia akhirnya digunakan dalam keseharian masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Jepang? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR