adjar.id – Internet merupakan media penyebaran informasi yang sangat cepat.
Namun, sayangnya saat ini bukan hanya informasi benar saja yang tersebar, tetapi juga berita-berita bohong atau hoaks.
Nah, kali ini kita akan belajar ciri-ciri berita bohong atau hoaks.
Materi ini juga dipelajari pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas VII SMP, lo.
Adjarian bisa sembari menyimaknya di dalam buku PPKn Kurikulum Merdeka Kelas VII, mulai halaman 126.
Melalui materi ini, diharapkan ke depannya kita dapat lebih bisa menyeleksi berita valid dan berita hoaks.
Dengan begitu, kita tidak mudah tergiring opini, bahkan hingga ikut menyebarkan berita hoaks.
Langsung saja kita simak materinya di bawah ini, yuk!
“Berita hoaks adalah informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya.”
Berita bohong dapat diidentifikasi melalui ciri-cirinya, seperti judul, situs media, penulis berita, dan foto.
Berita bohong dapat dengan mudah kita identifikasi ketika membaca judulnya.
Baca Juga: 3 Level Literasi Digital, Materi PPKn Kelas VIII
Judul berita bohong biasanya mengandung unsur provokatif dan bombastis untuk menarik perhatian para pembaca.
Penulisan judul ini berfungsi untuk memengaruhi pembaca agar dengan mudah tergiring opininya ketika membaca berita tersebut.
Maka dari itu, ketika menemui berita dengan judul yang terlalu provokatif, kita patut mencurigainya.
Selain judul, kita juga perlu memperhatikan situs yang menyediakan berita tersebut, Adjarian.
Situs berita bohong biasanya tidak jelas dan sudah pasti tidak terdaftar di Dewan Pers.
Dalam penulisan beritanya, situs-situs media yang tidak jelas tidak mengikuti pedoman pemberitaan media siber.
Sementara itu, situs media yang jelas dan valid akan memiliki pedoman pemberitaan media siber di bagian menu situsnya.
Berita bohong biasanya juga tidak mencantumkan nama sang penulis, sehingga tidak jelas siapa pihak yang bertanggung jawab atas berita tersebut.
Perlu diketahui, nama penulis adalah standar dalam penulisan berita, baik berita online maupun berita cetak.
Nama penulis menunjukkan pihak yang bertanggung jawab atas pemberitaan yang dibuat olehnya.
Nah, kita dapat menemukan nama penulis berita di bagian awal setelah judul atau akhir setelah isi berita.
Baca Juga: Merawat Kebinekaan melalui Literasi Digital, Materi PPKn Kelas VIII
Kualitas foto sebuah berita juga dapat menandakan keaslian berita tersebut.
Berita bohong biasanya menggunakan foto-foto hasil editan supaya memberikan efek dramatis atau emosi para pembaca.
Keaslian sebuah foto juga dapat kita cek lewat laman Google.
“Berita bohong dapat diidentifikasi melalui empat bagian, yaitu judul, nama situs media, nama penulis, dan keaslian foto.”
Nah, itulah empat ciri berita bohong, Adjarian. Kita bisa memegang keempat pedoman tersebut mulai saat ini.
Coba Jawab! |
Mengapa judul berita bohong mengandung unsur provokatif? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR