adjar.id – Perang Diponegoro meletus pada tanggal 20 Juli 1825 saat para pasukan Belanda datang ke Tegalrejo, Yogyakarta.
Kedatangan pasukan Belanda ini bertujuan untuk menangkap Pangeran Diponegoro.
Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 semester 1 edisi revisi 2017, terdapat soal pada Latih Ulangan Semester di halaman 153.
Soal tersebu meminta kita untuk menjelaskan alasan Perang Diponegoro sering disebut dengan Perang Jawa.
Nah, kali ini kita akan membahas soal tersebut, Adjarian.
Memasuki abad ke-19, keadaan di Jawa khusunya di Yogyakarta dan Surakarta semakin memprihatinkan.
Adanya intervensi pemerintah kolonial terhadap pemerintah lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada, bahkan melahirkan konflik baru.
Campur tangan dari kolonial itu jugalah yang membawa pergeseran budaya dan adat di keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Sehingga, melahirkan budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya asli Nusantara, Adjarian.
Perang Diponegoro terjadi pada tahun 1825 sampai 1830 atau berlangsung selama lima tahun.
Dalam sejarahnya, perang ini dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro.
Baca Juga: Jawab Soal Apa yang Dimaksud Benteng Stelsel?
Alasan Perang Diponegoro Disebut Perang Jawa
Perang Diponegoro disebut sebagai Perang Jawa karena peperangan dimulai dari Yogyakarta dan meluas sampai ke banyak daerah lain di Jawa.
Ada banyak faktor yang menyebabkan perlawanan Pangeran Diponegoro bisa terjadi.
Salah sartunya karena Belanda sengaja menanam patok jalan di atas makam leluhur dari Pangeran Diponegoro.
Sebelum terjadinya inseden tersebut, bahkan Belanda telah melakukan berbagai aksi yang memunculkan kemarahan dari Pangeran Diponegoro.
Misalnya, adanya intervensi dari Belanda terhadap keraton yang membuat terjadinya pergeseran budaya dan adat Nusantara.
Selain itu, rakyat juga dijadikan sebagai objek pemerasan bagi Belanda sehingga kehidupan rakyat menjadi lebih menderita.
Melihat hal tersebut, Pangeran Diponegoro menyatakan sikap untuk berperang dengan Belanda.
Hal yang dilakukannya ialah mengganti patok yang ada di makam leluhurnya dengan tombak.
Mengetahui perbuatan Pangeran Diponegoro tersebut, membuat pasukan Belanda pergi ke rumah Pangeran Diponegoro di Tegalrejo, Yogyakarta.
Akan tetapi hal itu sia-sia karena Pangeran Diponegoro telah melarikan diri dan menyusun strategi perang bersama pendukungnya.
Baca Juga: Jawab Soal Maksud dari Strategi Winning the Heart oleh Belanda
Setelah tiga minggu penyerbuan di Tegalrejo, Pasukan Diponegoro melakukan penyerangan ke keraton Yogyakarta dan berhasil memukul mundur Belanda.
Keberhasilan tersebut kemudian disusul dengan adanya kemenangan di beberapa wilayah lain di Jawa.
Hal ini membuat pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro semakin meluas, Adjarian, sampai ke daerah Kedu, Semarang, Rembang, Banyumas, dan Pekalongan.
Sementara di arah timur, pasukan Pangeran Diponegoro meluaskan pergerakannya sampai ke Magetan, Madiun, Kediri, dan sekitarnya.
Sehingga, pasukan ini mampu menggerakkan seluruh kekuatan yang ada di Jawa.
Maka dari itu, kemaudian Perang Dipongeroro ini disebut juga dengan Perang Jawa.
Bahkan, berbagai kekuatan mulai dari rakyat, bangsawan, sampai ulama di Jawa ikut bersatu dalam melawan Belanda.
Meski pada akhirnya Pangeran Diponegoro harus kalah, tetapi perang ini menjadi perlawanan terbesar dan termahal yang harus dihadapi oleh Belanda.
Nah, itulah pembahasan soal mengenai alasan Perang Diponegoro disebut dengan Perang Jawa.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR