adjar.id – Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda di nusantara memunculkan berbagai perlawanan, terutama perlawanan Pattimura di Saparua.
Pattimura atau Thomas Matulessy memimpin perlawanan rakyat Maluku melawan Belanda pada 15 Mei 1817.
Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 semester 1 edisi revisi 2017, terdapat satu soal pada Latih Uji Kompetensi di halaman 152.
Pada soal tersebut, kita diminta untuk merumuskan latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua.
Nah, kali ini kita akan membahas soal tersebut, Adjarian.
Maluku merupakan salah satu daerah yang kaya akan hasil rempah-rempah dan menjadi incaran bangsa Eropa, termasuk Belanda.
Belanda datang ke Maluku dengan menerapkan kegiatan monopoli perdagangan yang membuat rakyat semakin tertindas.
Hal ini semakin diperparah dengan sikap arogan dan sewenang-wenang dari Residen Saparua.
Hingga kemudian pada 15 Mei 1817, rakyat Maluku menghancurkan kapal-kapal milik Belanda yang ada di Pelabuhan.
Selain itu, mereka juga menyerang Benteng Duurstede milik Belanda di Pulau Saparua.
Berikut penjelasan soal latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua, Adjarian.
Latar Belakang Terjadinya Perlawanan Pattimura di Saparua
Perlawanan Pattimura di Saparua terjadi pada 15 Mei 1817 yang dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda di Pelabuhan.
Para pejuang Maluku kemudian pergi menuju Benteng Duurstede, yang ternyata di sana sudah berkumpul pasukan Belanda.
Kemudian pecahlah pertempuran antara para pejuang Maluku melawan para pasukan Belanda.
Perlawanan para pejuang Maluku dipimpin oleh Pattimura bersama Cristina Martha Tiahahu, Thomas Pattiwail, dan Lucas Latumahina.
Latar belakang terjadinya perlawanan tersebut terdiri dari banyak faktor, di antaranya:
1. Ketatnya kebijakan monopoli perdagangan, kerja paksa, dan pelayaran hongi yang membuat rakyat Maluku menderita.
2. Rencana penghapusan sekolah desa dan pemberhentian guru oleh Belanda untuk menghemat anggaran.
3. Pemaksaan dari Belanda kepada rakyat untuk menyediakan ikan asin, kopi, dan garam bagi kapal-kapal perang Belanda di Ambon.
4. Hasil bumi harganya diturunkan sedangkan pembayarannya selalu ditunda oleh Belanda.
5. Paksaan kepada para pemuda Maluku untuk menjadi serdadu Belanda di luar Maluku.
Baca Juga: Perjuangan Bung Tomo, Pahlawan di Balik Pertempuran 10 November 1945
6. Sikap arogan dan sewenang-wenang dari Residen Saparua.
7. Permasalahan dalam peredaran uang kertas yang mengganti uang logam, membuat rakyat semakin sulit kehidupannya.
Pertempuran yang terjadi di Saparua ini berlangsung sampai Agustus 1817 dan Partimura menggunakan strategi perang gerilya.
Itulah pembahasan soal seputar latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua, Adjarian.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR