adjar.id – Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang bercorak Buddha.
Didirikan oleh Dapunta Hyang, Kerajaan Sriwijaya yang terletak di tepi Sungai Musi mulai berkembang pada abad ke-7 M.
Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 10 edisi revisi 2017, terdapat soal pada Uji Kompetensi di halaman 110.
Pada soal tersebut, kita diminta menjelaskan alasan Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.
Apa itu kerajaan maritim?
Kerajaan maritim adalah kerajaan yang berada di pesisir pantai dengan masyarakat yang menjalankan berbagai kegiatan berkaitan dengan laut.
Ada berbagai kerajaan maritin di Nusantara pada zaman Hindu-Buddha, mulai dari di Sumatra, Jawa, sampai Kepulauan Maluku.
Kerajaan maritim Nusantara yang paling kuat pada masa Hindu-Buddha salah satunya adalah Kerajaan Sriwijaya.
Pada masanya, pengaruh kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim tersebar mulai dari Indonesia, Semenanjung Malaya, dan Filipina.
Alasan Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim
Kerajaan Sriwijaya memiliki peran yang besar dalam perniagaan atau perdagangan internasional mulai abad ke-7 M.
Baca Juga: Jawab Soal Unsur-Unsur yang Harus Dikuasai agar Sebuah Kerjaan Mampu Menjadi Kerajaan Maritim
Puncak kejayaan dari Kerajaan Sriwijaya berada saat kepemimpinan Raja Balaputradewa yang memerintah pada abad ke-9 M.
Kejayaan Sriwijaya bisa dilihat dari berbagai bidang, salah satunya bidang maritim.
Dalam bidang maritim ini, Kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai berbagai jalur perdagangan dunia, yaitu di Selat Sunda, Selat Malaka, dan Semenanjung Malaya.
Penguasaan jalur perdagangan ini membuat rakyat di Kerajaan Sriwijaya bisa hidup makmur karena banyaknya pemasukan bagi kerajaan, terutama dari pajak.
Berikut beberapa alasan Kerajaan Sriwijaya bisa disebut sebagai kerajaan maritim.
1. Letak Geografis
Letak geografis Kerajaan Sriwijaya berada di tepi Sungai Musi yang membuat lokasinya sangat strategis.
Hal ini karena letak Kerajaan Sriwijaya berada di daerah lalu lintas perdagangan dan pelayaran dunia.
Letak geografis inilah yang membawa Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara pada saat itu.
2. Hubungan Luar Negeri
Kerajaan Sriwijaya termasuk kerajaan maritim yang melakukan berbagai transaksi perdagangan dengan negara lain, salah satunya para saudagar dari Tiongkok.
Baca Juga: Jawab Soal Peranan Sriwijaya dan Majapahit dalam Proses Integrasi Antarpulau pada Masa Hindu-Buddha
Selain dengan Tiongkok, Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan perdagangan dengan negara lain, seperti Burma, Kamboja, India, Persia, Filipina, dan Arab.
Hubungan luar negeri ini bisa terjadi karena posisi letak geografis dan barang dagangan yang banyak terdapat di kerajaan tersebut.
Barang dagangan di Kerajaan Sriwijaya di antaranya mutiara, kayu, rempah-rempah, perak, emas, kapur barus, gading, dan lain sebagainya.
3. Angkatan Laut yang Kuat
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim terbesar karena memiliki armada angkatan laut yang kuat.
Kuatnya angkatan laut yang dimiliki ini bisa membuat gangguan di jalur pelayaran Kerajaan Sriwijaya bisa teratasi dengan baik.
Kapal-kapal dagang yang datang pun terjamin keamanannya.
Oleh karena itu, semakin banyak para pedagang yang datang.
Angkatan laut dari Kerajaan Sriwijaya ini berada di berbagai pangkalan strategis kerajaan, dengan berbagai tugas.
Tugas angkatan laut Kerajaan Sriwijaya di antaranya mengawasi lalu lintas perdagangan, melindungi kapal dagang yang datang, menarik pajak, dan sebagainya.
Na, itulah pembahasa soal seputar alasan Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim, Adjarian.
Baca Juga: Macam-Macam Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR