adjar.id - Ada yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri? Terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan saat ingin melanjutkan menempuh pendidikan di luar negeri.
Berkuliah di luar negeri menjadi mimpi dan cita-cita bagi sebagian orang, seperti kata pepatah "Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Tiongkok".
Tak hanya dapat kesempatan untuk menimba ilmu, menempuh pendidikan di luar negeri juga turut membuka kesempatan lain dalam berbagai aspek.
"Saya kira berkuliah di luar negeri tidak cuma sekadar dapat ilmu saja, tetapi juga membuat saya bisa lebih toleran dan mengubah cara berpikir menjadi lebih kritis," ujar Fitri Kurniawan, S.Pd., M.Res, dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta, saat ditemui Adjar.id, Sabtu (16/7/2022).
Adapun hal yang bisa kita manfaatkan untuk berkuliah luar negeri adalah beasiswa.
Yap! Saat ini sudah ada banyak penyelenggara beasiswa yang menyediakan biaya pendidikan ke luar negeri, mulai dari beasiswa dari kementerian, dari negara tujuan, bahkan dari universitas tujuan.
Nah, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin berkuliah ke luar negeri menggunakan beasiswa.
1 Dasari dengan Keinginan Pribadi
Berkuliah di luar negeri perlu didasari dengan keinginan pribadi, baik besifat personal maupun akademis dan jangan hanya sekadar gengsi ataupun pilihan orang lain.
Baca Juga: Universitas Korea Mana Saja yang Menawarkan Beasiswa untuk Mahasiswa Internasional?
Sebab, yang akan menjalani perkuliahan nantinya adalah diri kita sendiri, bukan orang lain.
"Kalau saya pribadi memang suka dengan sepak bola Eropa, hal inilah yang kemudian mendasari saya untuk berkuliah di Eropa," ucap Fitri.
"Selain itu, saya tahu kualitas pendidikan di Eropa bagus, sangat mendukung bagi saya yang berprofesi sebagai pendidik, akan lebih bagus lagi jika menggunakan beasiswa," tambahnya.
2. Pilih Universitas
Setelah benar-benar didasari dengan keinginan pribadi, pilihlah universitas sesuai dengan preferensi pribadi.
Misalnya, ingin menempuh pendidikan di negara-negara Asia yang masih satu budaya, atau mungkin memilih negara-negara Eropa dengan kualitas pendidikan yang di atas rata-rata.
"Sedikit tips efisien dari saya, saya dulu daftar di universitasnya dahulu, saya list mana negara dan universitas yang saya inginkan, ada tidak faculty dan major yang sesuai dengan bidang saya, kalau ada saya daftar. Saat saya daftar, saya meng-claim bahwa saya juga sedang apply beasiswa, hal tersebut bisa meyakinkan pihak universitas bahwa saya aman secara finansial. Karena sudah ada pihak yang membiayai." jelas Fitri.
"Kalau sudah diterima, nantinya hal ini bisa saya gunakan untuk mencari beasiswa. Ada poin plus-nya, jadi saya bisa bebas mencari beasiswa, baik yang mensyaratkan LoA maupun tidak," ujarnya.
Letter of Acceptance (LoA) merupakan surat pernyataan dari universitas di luar negeri yang menyatakan diterimanya mahasiswa tersebut di jurusan yang dituju.
Baca Juga: Contoh Teks Esai Deskripsi Diri untuk Syarat Mendaftar Beasiswa
Perlu diketahui, beberapa penyedia beasiswa membutuhkan LoA baik untuk syarat administrasi maupun syarat ujian.
Fitri Kurniawan, S.Pd., M.Res, menambahkan juga bahwa LoA bisa menjadi "free pass" tahap ujian akademis bagi beberapa jenis beasiswa.
Sehingga, mahasiswa yang sudah punya LoA tidak perlu mengikuti tahap ujian akademis.
3. Utamakan Jurusan, Bukan Kampus
Saat ingin mencari perkuliahan di luar negeri, pilihlah kampus yang memiliki jurusan terbaik di bidang yang kita inginkan, bukan hanya dilihat dari universitasnya.
"Jangan hanya cuma gengsi, misal pingin ke Harvard, coba dilihat lagi, apakah jurusan yang kita inginkan di sana bagus? Barang kali di universitas lain yang tidak terlalu top, jurusan yang kita inginkan lebih bagus," jelas Fitri.
4. Perhatikan Syaratnya
Adjarian yang ingin melanjutkan kuliah di luar negeri perlu memerhatikan syarat, baik syarat dari universitas maupun penyelenggara beasiswa.
"Bagi saya, kalau ingin berkuliah di luar negeri, terutama Eropa, Australia, dan Amerika, kemampuan bahasa Inggris menjadi yang paling utama, apapun jurusan yang akan dipilih. Ukuran kemampuan bahasa Inggris bisa dinilai dari standardized test, seperti IELTS atau TOEFL," terang Fitri.
Baca Juga: Contoh Motivation Letter untuk Syarat Beasiswa
Nah, ujian kemampuan bahasa Inggris ini perlu dipersiapkan dengan benar, nih, Adjarian. Kalau ingin berkuliah di negara-negara Eropa, umumnya skor IELTS yang dibutuhkan minimal adalah enam.
"Selain kemampuan bahasa Inggris, perhatikan juga syarat maksimal umur, biasanya kalau ambil kuliah di luar negeri maksimal 35 atau bahkan sekarang ada yang 30 tahun," ungkap Fitri.
"Ada juga area of priority, jadi memang beberapa ada yang ditujukan untuk mahasiswa yang berasal dari negata tertentu," jelasnya.
O iya, kalau untuk syarat organisasi atau pengalaman kerja, kita harus perhatikan betul di setiap jenis beasiswa, karena setiap penyelenggara beasiswa memiliki persyaratan yang berbeda-beda.
5. Pilih Program
Pada dasarnya terdapat dua program saat mengambil kuliah jenjang magister, yaitu by coursework dan by reserach.
"Semua ada plus minusnya, kalau saya dulu kebetulan ambil dua-duanya, ambil saja salah satunya agar lebih terkonsentrasi, boleh juga ambil dua-duanya langsung jika menyanggupi," terang Fitri.
Nah, itulah hal-hal yang perlu diperhatikan saat ingin berkuliah di luar negeri menggunakan beasiswa.
Adjarian ingin berkuliah di negara mana, nih?
Baca Juga: Apa Bedanya Master by Coursework dan Master by Research?
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan LoA? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Simak video berikut, yuk!
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR