adjar.id - Pernah membuat kalimat bahasa Jawa menggunakan tembung sesulih pandarbe?
Dalam bahasa Jawa, tembung seseulih pandarbe yaiku tembung sing dinggo nyulihi keduwekan.
Artinya, tembung sesulih pandarbe adalah kata yang digunakan untuk menggantikan kepemilikan.
Nah, dalam bahasa Indonesia, kita mengenal tembung sesulih pandarbe dengan nama kata ganti kepemilikan.
Ada tiga jenis tembung sesulih kandarbe, yaitu pandarbe purusa kapisan, pandarbe purusa kapindho, dan pandarbe purusa katelu.
Pandarbe purusa kapisan digunakan untuk menggantikan orang pertama, seperti -ku atau -kula.
Kalau pandarbe purusa kapindho digunakan untuk menggantikan kepemilikan orang kedua, contohnya -mu, -sampeyan, dan -jenengan.
Sementara pandarbe purusa katelu untuk kepemilikan orang ketiga, seperti -e, -ne, atau -ipun,
Berikut beberapa contoh kalimat menggunakan tembung sesulih pandarbe.
Baca Juga: Tembung Sesulih Purusa: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh-contohnya
Contoh Kalimat Menggunakan Tembung Sesulih Pandarbe
1. Pandarbe Purusa Kapisan
2. Pandarbe Purusa Kapindho
Baca Juga: Apa Itu Tembung Yogyaswara? Berikut Penjelasan dan Contoh-contohnya
3. Pandarbe Purusa Katelu
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Tembung Pepindhan? Ini Pengertian dan Contoh-contohnya
Nah, itulah contoh-contoh kalimat menggunakan tembung sesulih pandarbe, Adjarian.
Coba Jawab! |
Apa itu tembung sesulih pandarbe kapisan? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR