Oleh karenanya, tembang tengahan tertulis di dalam kidung yang menceritakan peristiwa pada zaman dahulu.
O iya, secara teknis, tembang tengahan juga digunakan untuk “mbawani gendhing” atau membuka gendhing.
Ciri-Ciri Tembang Tengahan
Meski sudah tidak seklasik tembang gedhe, tembang tengahan dahulu juga sempat ditulis menggunakan aksara Jawa, Adjarian.
Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya zaman, tembang tengahan ditulis menggunakan huruf latin.
Sama halnya dengan tembang klasik lainnya, tembang tengahan juga memiliki sejumlah ciri-ciri, seperti:
1. Tiap gatra tidak lebih dari 8 wanda, tanpa lampah.
Baca Juga: 11 Tembang Macapat: Pengertian, Aturan, Jenis-Jenis, dan Maknanya
2. Menggunakan bahasa Jawa baru.
3. Terikat guru wilangan.
4. Menggunakan nada tinggi.
5. Terikat dengan dhong-dhinge lagu.
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR