adjar.id – Pernahkah Adjarian membaca berita mengenai bahaya sunscreen atau tabir surya terhadap pemanasan global?
Sunscreen atau tabir surya merupakan salah satu produk perawatan kulit yang menjadi favorit banyak orang.
Sebab, penggunaan sunscreen dapat melindungi kulit terbakar akibat sengatan sinar matahari, sehingga warna kulit tetap merata.
Selain itu, penggunaan sunscreen juga bermanfaat mencegah kulit dari radiasi sinar UVB. Radiasi ini menyebabkan kerusakan DNA pada sel kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit.
Bagi kita yang tinggal di negara tropis, rasanya sangat penting untuk melapisi kulit dengan sunscreen, ya, Adjarian?
Namun, di balik itu semua, ternyata sunscreen dapat berdampak pada ancaman pemanasan global, lo.
Yap! Hal ini utamanya disebabkan karena kandungan yang terdapat dalam sunscreen dapat mengancam kehidupan terumbu karang.
Memang, apa hubungannya dengan pemanasan global?
Untuk mengetahui lebih jelasnya, simak penjelasan berikut, yuk!
Baca Juga: 5 Manfaat Terumbu Karang, Salah Satunya Mengurangi Pemanasan Global
Benarkah Sunscreen Dapat Menyebabkan Pemanasan Global?
Menurut laporan dari Marine Life, seperti dikutip dari Kompas.com, sunscreen atau tabir surya termasuk salah satu penyumbang terbesar dan permanen polusi bawah laut.
Pada tahun 2005, diperkirakan terdapat 14 ribu ton sunscreen yang bermuara di terumbu karang, sehingga menyebabkan kerusakan permanen.
Mengapa bisa begitu?
Dr. Craig A. Downs, Ph.D, direktur eksekutif Hereticus Environmental Laboratory menyatakan bahwa dua zat kimia yang terdapat pada sunscreen, yakni oxybenzone dan octinoxate, menjadi zat utama yang sangat mengancam kehidupan terumbu karang.
Zat Oxybenzone bersifat racun. Zat tersebut mengganggu hormonal, merusak pembentukan karang muda, dan mengakibatkan pemutihan.
Downs menyampaikan bahwa normalnya karang akan memutih di bawah suhu 31 derajat, tetapi oxybenzone akan membuat karang memutih pada suhu 25 derajat, suhu tersebut bukanlah suhu yang tepat untuk pemutihan.
Bahkan, dalam kurun waktu beberapa jam, zat-zat kimia yang terkandung dalam tabir surya bisa mengakibatkan kerusakan kompleks pada karang.
Tak hanya terumbu karang, zat-zat tersebut juga bisa mengganggu kelangsungan hidup biota lainnya.
Baca Juga: Terumbu Karang Itu Tumbuhan, Hewan, atau Batuan? #AkuBacaAkuTahu
Misalnya, mengganggu pertumbuhan alga hijau, mengganggu imun bulu babi, hingga menumpuknya jaringan pada lumba-lumba.
Indonesia sendiri menjadi tempat tinggal lebih dari 50% jenis terumbu karang di dunia. Isu ini seharusnya menjadi hal yang patut kita perhatikan.
Pertanyaan yang mungkin akan muncul di benak kita adalah, “Kehidupanku jauh dari laut, aku tidak pernah melakukan aktivitas seperti snorkeling, bagaimana bisa sunscreen yang aku pakai memengaruhi terumbu karang dan biota laut lainnya?”
Nah, Adjarian, ketika kita membasuh kulit yang sudah dilapisi sunscreen, air tersebut akan mengalir kembali ke laut yang pada akhirnya akan mengganggu ekosistem laut.
Bayangkan jika lebih dari 50% masyarakat Indonesia melakukan hal yang sama.
Lalu, apa hubungan terumbu karang dengan pemanasan global?
Laut merupakan media yang mampu menyerap karbon dioksida. Nah, terumbu karang ini memiliki peran yang serupa dengan hutan.
Mereka akan menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi zat kapur.
Jika jumlah terumbu karang berkurang, tentu akan mengganggu ekosistem laut dan kemampuan laut menyerap karbon dioksida pun akan berkurang.
Baca Juga: Merayakan Hari Nusantara dengan Mengenal 4 Sumber Daya Laut Indonesia
Sebagai gantinya, kita bisa menggunakan produk sunscreen dengan formula yang ramah lingkungan.
Saat ini sudah banyak sunscreen berlabel reef safe yang aman untuk terumbu karang, lo.
Itulah penjelasan bahaya sunscreen terhadap ancaman pemanasan global, Adjarian.
Simak video berikut, yuk!
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR